Riya' adalah salah satu perbuatan tercela yang dibenci Allah Ta'ala dan Rasul-Nya. Menurut bahasa, riya' () berasal dari kata (ru'yah) yang artinya menampakkan.
Secara umum riya' adalah memperlihatkan suatu amal kebaikan atau menampakkan ibadah kepada orang lain dengan berharap pujian darinya. Perbuatan ini merupakan syirik kecil dan sangat dibenci Allah ta'ala.
Celakanya, manusia cenderung selalu ingin tampak baik dan wibawa,ingin dihargai dan dipuji. Maka tidak sedikit mereka menampakkan (memamerkan) apa yang mereka miliki, bahkan termasuk amal sholihnya.
Baca qur'an selfi, upload di medsos, alhamdulillah sudah khatam. Buka puasa selfi, alhamdulillah puasanya lancar. Tarawih selfi, alhamdulillah bisa tarawih di masjid A, imamnya ustadz terkenal. Di depan Ka'bah selfi pula, alhamdulillah bisa bertamu di rumah Allah.
Apa yang salah dengan aktifitas di atas? Baca qur'annya enggak salah. Puasanya, tarawihnya, sampai di depan Ka'bah pun enggak salah. Menampakkannya di medsos yang perlu diwaspadai. Tanyakan pada diri sendiri, jangan-jangan sudah didekap riya'.
Namun tidak demikian dengan para salafusholih, mereka ingin berbuat ikhlas dalam setiap amalnya, maka mereka sembunyikan, cukup Allah ta'ala dan dirinya sendiri yang tahu.
Imam Muslim meriwayatkan dari Saad bin Abi Waqqas radhiyallahu anhu secara marfu'
" Sesungguhnya Allh mencintai seorang hamba yang bertakwa, al- ghani (yang merasa cukup) dan al- khafi (yang menyembunyikan amalannya)"
Sufyan bin 'Uyainah mengatakan bahwa Abu Hazim berkata, "Sembunyikanlah amalan kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan amalan kejelekanmu."
Al Fudhail bin 'Iyadh mengatakan, "Sebaik-baik ilmu dan amal adalah sesuatu yang tidak ditampakkan di hadapan manusia."
Amalan sunnah seperti sedekah sunnah dan shalat sunnah, maka lebih utama dilakukan sembunyi-sembunyi. Melakukan seperti inilah yang lebih mendekatkan pada ikhlas dan menjauhkan dari riya'.