إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan untuk mereka pahala tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)
Keutamaan puasa juga ditunjukkan dalam beberapa hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, di antaranya:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa mengerjakan puasa Ramadhan atas dasar keimanan dan mengharap pahala, maka ia diberi ampunan atas dosa yang telah ia lakukan.” (HR Bukhari Muslim)
Yang dimaksud berpuasa atas dasar iman yakni berpuasa karena meyakini akan kewajiban puasa (beban taklif atas seorang mukallaf). Sedangkan yang dimaksud ihtisab adalah mengharap pahala dari Allah ‘Azza wa Jalla.
الصِّيَامُ جُنَّةٌ
“Berpuasa adalah perisai/pelindung.” (HR. Muslim)
Puasa dikatakan sebagai perisai karena dapat menjauhkan pelakunya dari azab Allah (neraka) dan dapat memasukkan pelakukan dalam rahmat Allah (surga).
مَا مِنْ عبدٍ يصومُ يوْماً في سبِيلِ اللَّهِ إلاَّ بَاعَدَ اللَّه بِذلكَ اليَوْمِ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سبْعِين خَرِيفاً
“Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah kecuali Allah akan menjauhkan dia dari neraka sepanjang perjalanan 70 tahun.” (HR. Bukhari Muslim)