Mohon tunggu...
fatmasari titien
fatmasari titien Mohon Tunggu... Penulis - abadikan jejak kebaikan, jadikan hidup penuh manfaat

ibu profesional, pembelajar dan pegiat sosial.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dewasa Sebelum Waktunya, Baik atau Bahaya?

21 November 2020   23:12 Diperbarui: 22 November 2020   03:05 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada masa kanak-kanak awal (0-6 Tahun), individu akan  belajar untuk  merangkak, duduk, berjalan, makan, berbicara, mengontrol regulasi pembuangan feses dan urin, mengenali dan membedakan ciri-ciri fisik berdasarkan jenis kelamin,   membentuk konsep dan mempelajari bahasa untuk mendeskripsikan situasi fisik dan sosial yang riil, serta membangun hubungan emosi dengan orang-orang di sekitarnya.

Pada masa kanak-kanak madya (6-13 tahun), individu akan belajar kemampuan fisik untuk melakukan permainan sederhana, menjalin hubungan dengan orang yang lebih tua, membangun perilaku yang sehat agar diterima secara sosial, mengenali peran-peran sesuai jenis kelamin secara lebih kompleks (maskulin-feminin), membangun konsep yang teratur mengenai kehidupan sehari-hari, mengembangkan kesadaran, moralitas, dan perangkat nilai serta sistem sosial, mencapai independensi personal, serta membangun sikap dan perilaku yang sesuai dengan sistem nilai yang dianut lingkungan sosialnya.

Di masa remaja (13-18 tahun), individu akan  belajar untuk, membangun hubungan yang matang dengan kawan sebaya dari berbagai jenis kelamin, mempelajari dan menggapai salah satu peran gender, menggapai kemandirian emosional terpisah dari orangtuanya dan orang dewasa lainnya, menyiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga, memilih perangkat nilai dan sistem etis yang menjadi panduan dalam berperilaku, menggapai perilaku-perilaku yang punya nilai tanggung jawab sosial, serta memilih pekerjaan.

Di masa dewasa awal, individu  harus mulai  memilih pasangan, belajar untuk hidup berdampingan dengan pasangan hidup, membangun keluarga, mengasuh anak, mengurus rumah, memulai pekerjaan, memiliki tanggung jawab sosial secara luas, serta menemukan social group yang menyenangkan.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, dalam berbagai studi, masa kanak-kanak biasanya berakhir pada usia 12 atau 13 tahun. Namun sesungguhnya, perilaku ala remaja sudah bisa ditemukan di usia yang jauh lebih muda.  Mereka menginginkan produk bermerek tertentu atau mendatangi tempat hang-out populer. Para gadis kecil yang menghabiskan uang saku untuk membeli kosmetik atau berniat diet demi postur tubuh yang menurutnya kekinian, langsing dan menarik. Serta 'gejala' paling sering adalah, mereka enggan untuk menyanyikan lagu atau membaca buku yang dibuat untuk konsumsi anak-anak serta menghabiskan banyak waktu di dunia maya. Atau anak-anak SD yang saling memanggil ayah-bunda, papa-mama dan kedapatan melakukan adegan pelukan atau ciuman dengan lawan jenisnya. 

Kita bisa bayangkan, bila usia masih anak-anak, namun mengalami dewasa sebelum waktunya, berarti proses perkembangannya meloncat melewati tahap yang seharusnya. Dengan kata lain, mereka dipaksa melakukan tugas-tugas perkembangan yang tidak sesuai dengan usianya. Tugas-tugas perkembangaari  yang seharusnya dia lakukan menjadi terkesampingkan. Masa-masa yang seharusnya digunakan untuk bermain dan mengasah ketrampilan fisik serta menuntut ilmu justru membebaninya dengan tugas-tugas perkembangan masa dewasa awal. 

Dampak negatif yang terjadi bila anak dewasa sebelum waktunya, antara lain:

1). Anak-anak yang mengalami pubertas dini (dewasa sebelum waktunya) memiliki tingkat depresi dan kecemasan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan teman sebaya mereka yang lain. Jika dibandingkan anak laki-laki, efek ini lebih sering ditemukan secara konsisten pada anak perempuan. Hal ini terjadi karena perubahan fisik yang mereka alami sehingga merasa berbeda dari anak lain.

Terlebih bila datang masa haid yang dirasa menyakitkan dan sangat mengganggu aktivitas. Belum lagi dengan perubahan hormon yang membuat tumbuhnya jerawat dan perubahan suara. Hal ini bisa saja membuat mereka menarik diri dari lingkungannya.

Anak perempuan yang matang lebih awal cenderung menderita masalah pencitraan tubuh dan kepercayaan diri yang lebih rendah dibandingkan mereka yang matang tepat pada waktunya atau terlambat. 

2). Anak perempuan dan laki-laki yang mengalami pubertas dini lebih berisiko terhadap penyalahgunaan zat terlarang. Kebiasaan merokok bahkan jauh lebih sering ditemukan pada anak yang matang lebih awal dibandingkan mereka yang tepat waktu atau terlambat. Hal ini disebabkan karena mereka mencari pelampiasan untuk menghilangkan kecemasan. Dan sebagiannya mempercayai bahwa rokok, miras dan obat-obatan dapat menghilangkan kecemasan meski hanya sementara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun