Mohon tunggu...
Fatmala Syamlatu
Fatmala Syamlatu Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi dan Aktivis Dakwah

Mahasiswi dan Aktivis Dakwah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sisi Gelap Industri Hiburan Korsel

28 November 2019   07:46 Diperbarui: 28 November 2019   07:55 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Fatmala, S.E

(Aktivis Dakwah, Mahasiswa Pascasarjana Unismuh Makassar)

Siapa sangka tingal di negara-negara maju membuat rakyatnya bisa terbebas dari stres  dan depresi yang mendalam. Sebagai contoh Korea Selatan (Korsel) yang dikenal sebagai salah satu negara yang pertumbuhan ekonominya sangat maju, bahkan dijuluki sebagai 'Macan Asia' bersama Jepang, penduduknya banyak yang melakukan bunuh diri. Sebagai Negara dengan tingkat ekonomi yang maju di dunia, warga Korea Selatan selayaknya bisa hidup tenang dan sejahtera. Ternyata tidak demikian.

Baru-baru ini kita kembali dihebohkan atas meninggalnya artis Korea Selatan yakni, Goo Hara. Penyanyi Goo Hara diberitakan ditemukan meninggal di rumahnya di kawasan Cheongdam, Seoul, Minggu (24/11/2019), pukul 18.00 waktu setempat. Goo Hara diketahui adalah sahabat dari mendiang Choi Jin-ri atau karib disapa Sulli yang diketahui bunuh diri pada 14 Oktober 2019 (Kompas.com 24/11/2019).

Mirisnya, sepanjang awal tahun 2019 hingga bulan November ini industry hiburan Korea Selatan telah kehilangan empat selebriti untuk selamanya. Kepergian mereka mengejutkan publik karena diduga meninggal bunuh diri. Penyebab dari mereka bunuh diri bisa karena bullying, kesepian, dan tekanan karir.

Menurut Hwang San-min, psikolog di Universitas Yonsei, Seoul, kecenderungan bunuh diri di kalangan orang-orang terkenal yang masih muda umumnya karena tekanan karir dan popularitas. Menjadi publik figur bagi pesohor korsel artinya harus selalu tampil hebat, cemerlang, dan dipuja-puji. Mereka juga tidak boleh merasa lelah, tertekan, kesepian, marah, jenuh di depan publik, tambah Hwang San-min.

Duka Dibalik Pujian

Menjadi publik figur memang selalu menuntut seorang idola harus tetap tampil  sempurna di hadapan para penggemar, terutama artis Korsel. Sehingga banyak penggemar K-Pop dan K-Drama yang iri terhadap kecantikan atau kegantengan selebriti idola mereka. Hidup mereka yang kelihatan glamor dan berbagai pujian diterima berkat kesempurnaan fisik atau talenta yang dimiliki. Popularitas yang mereka miliki membuat mereka terkenal hingga di seluruh kanca dunia.

Namun, itu merupakan kisah sukses mereka. Di balik itu semua banyak duka yang mereka alami tanpa diketahui publik. Sehingga, gemerlapnya industri tersebut harus dibayar mahal oleh para pelakunya. Berbagai kisah muncul yang memperlihatkan bahwa dipuja penggemar harus disertai dengan konsekuensi yang tidak bisa ditanggung oleh semua orang.

Penuh tekanan dan beban mental yang tak jarang membuat para artis idola tersebut lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Di sisi lain, repotnya filosofi hidup warga korsel yang tidak mengenal istilah curhat. Orang korea dipaksa oleh keadaan dan budaya untuk menyimpan sendiri masalahnya. Bagi mereka adalah hal yang memalukan jika orang lain tahu penderitaan yang ditanggung. Mereka selalu berusaha untuk mempertahankan posisi dan popularitasnya sehingga mereka rela menganggung penderitaan batin yang menyiksa.

Bunuh Diri Bukan Solusi, bagaimana pandangan islam?

Kerasnya dunia hiburan di panggung Korea Selatan memang membuat para pelakunya harus tetap tampil sempurna untuk senantiasa eksis dan agar diterima oleh masyarakat. Seolah mereka senantiasa bahagia dengan apa yang mereka jalani, padahal sejatinya namanya manusia biasa pasti memiliki masalah yang sewaktu-waktu bisa menghampirinya.

Tekanan dan depresi yang di pendam akhirnya membuat mereka nekat mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Padahal bunuh diri bukanlah solusi dan bukanlah jalan pintas, bahkan bunuh diri adalah dosa yang sangat besar dalam islam. Allah Ta'alah berfirman :

"Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS. An Nisa: 29-30).

Hingar bingar panggung hiburan Korea Selatan bukan jaminan bagi para idola tersebut benar-benar mendapatkan kebahagiaan. Justru mereka tidak diberi kebebasan untuk menjalani hidup. Mereka harus menjalani peran yang bertolak belakang dengan yang mereka inginkan. Mirisnya, kebanyakan masyarakat Korea Selatan tidak terlalu peduli soal agama, padahal agama merupakan naluri yang harus dipenuhi keberadaannya. Faktanya, hal ini mereka coba hilangkan.

Fenomena ini tentunya akan terus terjadi selama asas kehidupan yang diterapkan adalah memisahkan kehidupan dengan agama dibawah sistem sekuler dan kapitalisme. Sebab dengan sistem ini akan melahirkan makna kebahagiaan yang diukur dengan mendapatkan materi sebanyak-banyaknya. Materi semata namun miskin ruhani. Tanpa berpegang teguh pada akidah yang benar akan terus melahirkan manusia-manusia tanpa agama. Jauh dari fitrah sebagai manusia. Lalu, apa yang harus dibanggakan dari kehidupan hedonis yang miskin akidah ini?

Maka dari itu, menjadi salah besar ketika Korea Selatan dijadikan kiblat utama oleh pemuda muslim. Dari kasus-kasus tersbut harusnya menyadarkan pemuda muslim untuk kembali lagi pada akidahnya. Sebab pemuda muslim akan mulia tatkala dia kokoh menggenggam akidahnya dan senantiasa terikat dengan aturan dari penciptanya tanpa ada keraguan sedikitpun. Justru dengan ketaatan kepada Allah SWT semata akan membuat mereka lebih mulia, berharga dan tentunya bahagia.

Wallahu a'lam bish shawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun