Mohon tunggu...
Fatma Dewi Wachdah
Fatma Dewi Wachdah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

ew, people!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Crazy Rich Gemar Flexing, Benarkah dalam Islam?

17 Mei 2022   11:00 Diperbarui: 5 Juni 2022   09:49 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan ini sering terdengar berita mengenai Crazy Rich Medan Indra Kenz dan Crazy Rich Bandung Doni Salmanan yang terjerat kasus dugaan penipuan investasi binary option. Mereka berdua adalah influencer yang telah merugikan banyak orang sebagai korbannya. Indra dan Doni akhirnya digugat dengan tuduhan penipuan, pencucian uang dan  judi online, serta pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Dalam pengertian umum crazy rich sendiri memiliki arti super kaya atau  luar biasa kaya. Julukan crazy rich disematkan pada orang-orang dengan kekayaan berlimpah yang mempunyai bermacam bisnis, rumah serta mobil elegan, sampai mereka yang kerap memamerkan style hidup khas golongan kelas atas. Fenomena ini pun menyebar luas dari mulai golongan pengusaha, artis, sosialita, sampai pejabat memperoleh julukan crazy rich untuk  menggambarkan seberapa kayanya mereka.

Fenomena tentang crazy rich ini juga tengah hangat dibicarakan masyarakat, jika dilihat dari latar belakang seorang crazy rich dari Medan, Indra Kenz atau yang bernama asli Indra Kesuma mengawali karir sebagai influencer dan youtuber pada akunnya. Ia dijuluki crazy rich karna seringkali memamerkan kehidupan mewahnya lewat media sosial seperti Intagram, Youtube, dan TikTok.

Tak hanya itu, belakangan ini juga sempat viral pada aplikasi TikTok, tren mix and match fashion Gucci challenge. Dimana tren ini mengajak untuk berkreasi menggunakan baju yang ada di lemari dan memadukannya dengan gaya ala supermodel dari brand ternama yaitu Gucci. Tren ini pun telah diikuti oleh beberapa influencer tanah air, dan juga kesempatan unjuk gigi atas kekayaan mereka dengan memamerkan koleksi dari brand Gucci tersebut.

Melihat kehidupan crazy rich sekarang yang sering memamerkan harta atau flexing, tentunya memberikan dampak negatif bagi masyarakat. Menurut Dekan Fakultas Psikologi Universitas Pancasila Sonny Y Soeharso, mengungkapkan dampak negatif dari adanya flexing ini, pertama seseorang menjadi terobsesi ingin cepat kaya secara instan. Kedua, penikmat konten crazy rich yang gemar flexing cenderung akan kurang berempati, dan lebih kompetitif dalam konteks yang negatif.

Adanya fenomena flexing tidak selalu berdampak negatif, Sonny juga menjabarkan adanya crazy rich ini juga memiliki dampak positif. Dampak positif yang dapat ditimbulkan seperti, membuat seseorang termotivasi untuk menjadi sukses, dapat membantu orang lain yang membutuhkan dan bisa menjadi salah satu strategi marketing.

Memiliki keinginan untuk kaya raya merupakan suatu hal yang wajar, terlebih jika ia bisa memanfaatkan hartanya itu untuk kebaikan. Hal yang disayangkan bila harta tersebut digunakan untuk menindas orang lain, sekedar pamer atau hal buruk lainnya yang hanya membawa pada kesenangan duniawi. 

Qs. At-Takatsur ayat 1 dan 2, "Bermegah-megahan telah melalaikanmu, sampai kamu masuk ke dalam kubur."

Dalam ayat tersebut mengandung nilai bahwa, agar manusia senantiasa memberi jarak atau menahan diri untuk tidak sampai berlebihan. Terlebih hanya menyibukkan diri hanya dengan kepentingan duniawi hingga lalai akan kebutuhan di akhiratnya. Dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa kaya yang sesuai dengan arahan Rasulullah bukanlah kaya dalam arti memiliki harta yang banyak. Namun lebih kepada sifat hati berupa dermawan, tidak merasa kekurangan, merasa cukup dengan pemberian Allah. 

Dalam kitab al-Tadzkirah karya Al-Qurthubi menyebutkan bahwa sejatinya orang yang memerlukan (masih kurang) itu masuk kategori tidak kaya (faqir), meskipun ia memiliki harta melimpah.  Sedangkan orang yang merasa cukup (atas pemberian) Allah, itulah orang yang kaya. Orang kaya raya namun hatinya masih tertambat pada harta serta rakus terhadapnya, sesungguhnya ia masuk ke dalam kategori miskin.

Berkaca dari banyaknya crazy rich yang gemar flexing bukankah lebih baik mengubahnya menjadi menjadi rasa syukur, merasa cukup atas pemberian Allah, tidak bergantung kepada dunia, tidak suka meminta kepada sesama manusia, membantu kegiatan yang bermanfaat dan membiasakan menjadi dermawan. Dengan ini akan membentuk crazy rich secara spiritual  yang memiliki peran penting membangun keseimbangan dan memberikan manfaat untuk masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun