Mohon tunggu...
Firda Fatimah
Firda Fatimah Mohon Tunggu... Tutor - Belajar

IG : @fatim_firda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Apa yang Salah dengan Memiliki "IPK Tinggi"?

4 Juli 2021   02:28 Diperbarui: 25 Maret 2022   00:35 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memperoleh pendidikan IPK tinggi (Sumber: pixabay.com)

Alangkah lebih baik jika ungkapan di atas diganti dengan ungkapan yang sekiranya lebih elegan dan tidak ada unsur menjatuhkan salah satu pihak.

Bagaimana jika diganti dengan "Kesuksesan tidak ditentukan oleh tinggi dan rendahnya IPK seseorang".

Tidakkah itu lebih elegan? Tidakkah dengan itu lebih enak didengar?

Saya kira itu cukup lebih elegan. Baik itu "IPK tinggi" ataupun "IPK rendah", keduanya sama-sama diucapkan. Artinya, tidak ada unsur berat sebelah atau diskriminasi.

Atau bisa juga diganti dengan, "Kesuksesan seseorang tidak ditentukan oleh IPK". Ungkapan tersebut juga tidak menyebutkan salah satu pihak.

Hal ini juga sama dengan ungkapan-ungkapan yang sering beredar di masyarakat kita, seperti "Peringkat 1 belum tentu sukses, masuk sekolah atau kampus negeri belum tentu sukses, wisudawan terbaik belum tentu sukses, dan sebagainya".

Saya kira, ungkapan seperti di atas perlu juga diganti dengan lebih elegan agar tidak memberatkan salah satu pihak meskipun perihal ini tidak banyak dipermasalahkan.

Niat kita mungkin untuk memotivasi banyak orang bahwa sebuah pencapaian tinggi di dunia akademik belum tentu memberikan kesuksesan. Akan tetapi, sudahkah kita juga memikirkan perasaan orang-orang yang telah memperoleh itu?

Mungkin ungkapan tersebut tidak masalah bagi beberapa orang, tapi di balik itu ternyata ada beberapa pihak juga yang merasa tidak enak atau bahkan emosionalnya bisa terganggu hanya dengan satu ungkapan di atas.

Saya jadi teringat guru bahasa Indonesia saya semasa SMP. Beliau mengatakan, "Bahasa adalah rasa, sentuhan lembut penuh makna."

Ya, bahasa adalah rasa. Bahasa bisa dirasakan. Jadi pemilihan kalimat dalam ungkapan yang akan kita utarakan harus lebih diperhatikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun