Mohon tunggu...
Firda Fatimah
Firda Fatimah Mohon Tunggu... Tutor - Belajar

IG : @fatim_firda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Bayang-bayang "Fresh Graduate Syndrome" di Fase Quarter Life Crisis

15 Mei 2021   15:15 Diperbarui: 29 September 2021   07:00 3532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fresh Graduate (Sumber: id.depositphotos.com)

Dari banyak indikator seseorang mengalami fresh graduate syndrome yang ditulis oleh Agung Setiyo dalam bukunya, saya merangkumnya dalam beberapa poin yang umumnya keadaan tersebut banyak dirasakan oleh lulusan sarjana baru saat ini, seperti:

  1. Belum memiliki tujuan hidup yang jelas setelah lulus
  2. Kurang percaya diri dengan kompetensi diri
  3. Merasa hampa dan cemas berlebihan
  4. Tertekan secara sosial yang mempertanyakan status diri
  5. Mengklaim diri gagal sebagai lulusan perguruan tinggi
  6. Jengah ditanya "Sekarang sibuk apa? Kerja apa? Kapan nikah?"
  7. Takut mencoba hal-hal baru
  8. Masih menjadi beban keluarga padahal sudah sarjana

Kegalauan-kegalauan yang muncul sebagai tanda dari fresh graduate syndrome ini bisa dikatakan cukup wajar. Seseorang yang akan atau baru menjadi fresh graduate, mereka berada pada jenjang usia yang dikenal dengan quarter life crisis atau krisis seperempat abad.

Quater Life Crisis | Ilustrasi oleh blog.amarta.com
Quater Life Crisis | Ilustrasi oleh blog.amarta.com
Dalam buku "Ramen Noodles, Rent, and Resumes: An After Collage Guide Life", Melissa mendefinisakan Quarter Life Crisis sebagai proses ketika seseorang mencapai usia pertengahan dua puluhan tahunan yang menjadi takut tentang arah hidup, termasuk karir, hubungan dan kehidupan sosial.

Sedangkan dalam ProQuest Dissertation and Thesis berjudul "Correlate and Predictor Life Satisfaction Among 15 to 35- Years Old" menvalidasi bahwa quarter life crisis adalah masa di mana mencuatnya ketidakstabilan emosional seseorang yang terjadi pada rentang usia 18-29 tahun dan biasanya dialami oleh individu yang baru menyelesaikan kuliah serta ditandai dengan munculnya perasaan frustrasi, tidak berdaya, panik, dan tidak tahu arah.

Menurut Alwood dan Schiltz, awal munculnya istilah quarter life crisis adalah pada awal abad ke-19 yang mana era Postmodern dimulai. 

Pada masa ini kemajuan teknologi berkembang cukup pesat yang kemudian berujung pada terciptanya globalisasi dan peningkatan standar hidup masyarakat perkotaan. Hal ini juga memunculkan banyak tuntutan hidup dan juga persaingan hidup antar individu yang semakin tinggi.

Dewasa muda di usia 20-an dipaksa untuk mengikuti tuntutan hidup yang ada di masyarakat meskipun tidak sesuai dengan keinginannya. Akibatnya, banyak dewasa muda yang stres dan terbebani sehingga lahirlah istilah quarter life crisis ini. 

Fresh Graduate | Foto oleh Jesserza.blogspot.com
Fresh Graduate | Foto oleh Jesserza.blogspot.com
Kembali pada fresh graduate syndrome, para calon atau yang baru lulus kuliah mereka semakin merasakan fase krisis seperempat abad ini ketika dihadapkan pada aspek Wofklife. 

Bahkan, pada sebuah penelitian di salah satu universitas, hampir seluruh mahasiswa tingkat akhir merasa cemas dan khawatir dengan kehidupan pekerjaan mereka setelah lulus kuliah dalam waktu dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun