seperti bicaraku pada siang itu
juga pada pagi pagi yang lain
rasanya ...
ingin kuakhiri saja bicaraku
padamu
dan bahkan ingin kugambar emoticon eplekenyes
seperti kataku waktu itu
pada dinding kelas dan papan hitam ini
dan mereka dengar...
sayangnnya itu bukan kamu...
ya, mengapa bukan kamu yang dengar.
dengar saja...apa lagi mendengarkan...
rasanya ingin kutitipkan pesan ini
"Tak apa, kamu tak dengar sekarang, tapi jangan esok, esoknya lagi, dan lagi."
"Tak apa kamu tak baca sekarang, tapi jangan lagi ulangi, dan bahkan takpernah baca."
"tak apa kamu bermalas sekarang, tapi jangan lagi dan lagi"
Ah, seperti waktu itu bukan?
jika antusiame saja tak ada, bagaimana kamu  bisa paham
ah, kukira hanya ada musim durian atau rambutan
nyatanya ada musim mati rasa, mati ingin, mati mau...
inikah musim paceklik?
seperti kataku waktu itu dan waktu-waktu yang lain bukan?
kepalamu juga butuh gizi dan menu segar literasiÂ
lalu kapan kamu meraihnya, menikmati helai demi helaiÂ
dan mencernanya di kepala dan hatimu...
O, kalau saja aku tak ingat, bagaimana perjuangan Muhamad memperbaiki kaumnya...
Batu,28012020
fatimahdasrum(17.17)