COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah jenis penyakit baru yang disebabkan oleh virus dari golongan coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang juga sering disebut virus Corona. Perkembangan tingkat pasien sampai hari ini terus mengalami peningkatan. Bahkan baru-baru ini banyak pasien yang berujung meninggal adalah tokoh ulama' kharismatik yang selama ini dijadikan panutan seluruh umat manusia. Sehingga, tak heran banyak orang yang mengalami "positif" virus ini merasa berkecil hati untuk mencapai tahap kesembuhan/ keterbebasan dari Corona Virus.
Pernah mendengar tentang toxic positivity? Jika belum, mari kita mengulik sedikit tentangnya. Istilah toxic positivity bisa diartikan sebagai sebuah sikap positif yang tidak sesuai tempatnya dan justru merusak dirimu. Bisa diartikan juga dengan self healing yang kebacut. Ibaratnya seperti makan terlalu banyak ketika kondisi perutmu sedang kosong, yang terjadi bukannya kenyang justru semakin sakit. Jelas sekali penyebabnya, yaitu sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Tidak sesuai porsinya.
Faktanya, perasaan negatif itu tidak selalu buruk. Justru dengan meluapkan perasaan-perasaan itu, kita bisa lebih jujur dengan apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita. Kita dapat mengetahui bagaimana merespon dan mencari bantuan yang kita butuhkan. Selain itu, mengeluarkan emosi negatif ternyata penting untuk kesehatan kita.
Dengan terus kita berpositif thinking, semua akan terselesaikan dengan baik. Label "positif", banyak hikmah yang akan kita petik. Adapun hikmah yang dapat kita petik dari label ini, yakni:
Dapat meningkatkan kualitas ibadah serta memperbanyak dzikir do'a
Dengan kita meningkatkan kualitas ibadah serta memperbanyak dekat kepada Allah, membuat hati kita menjadi tenang. Dengan adanya wabah Covid-19 yang merebak di berbagai negara termasuk di Indonesia, tentunya hikmah yang dapat kita ambil sebagai umat Islam adalah dengan memperbanyak serta meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah, juga memperbanyak dzikir dan berdo'a.
Menjaga kebersihan diri serta lingkungannya.
Dilansir dari The United Nations Environment Programme menjaga kebersihan diri dan lingkungan sangat diperlukan, terlebih saat banyak wabah virus corona dimana-mana. Adanya virus ini menuntut kita untuk lebih sering mencuci tangan menggunakan air bersih dan mengalir, juga kita tak lupa untuk selalu membersihkan lingkungan sekitar kita agar tetap terjaga kesterilannya.
Populasi udara di jalan-jalan raya menurun, udara menjadi bersih dan sehat karena masyarakat diharuskan berdiam diri di dalam rumah.
Meningkatkan rasa solidaritas antar sesama.
Akibat pandemi ini banyak orang-orang yang tidak bisa mencari nafkah untuk biaya hidup mereka. Untuk orang-orang yang mampu banyak yang memberikan bantuan berupa sembako atau uang kepada mereka sebagai bentuk solidaritas kita kepada antar sesama