Mohon tunggu...
Risuma Lolok
Risuma Lolok Mohon Tunggu... Ilmuwan - Seorang Analis Hukum di BKN

find me on facebook " risuma lolok"....follow me on twitter "@risumalolok"

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pengalaman Lolos Tes CPNS

14 November 2019   10:13 Diperbarui: 14 November 2019   10:20 2675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Ada yang ingin mengikuti seleksi CPNS tahun ini? Tentunya ada banyak dari kalian yang ingin mendaftar. Jadi PNS memang dambaan sejuta umat alasannya beragam tapi kebanyakan karena menjadi Abdi negara dapat menjamin kelangsungan hidup kita bahkan setelah pensiun. Selain itu banyak yang 'masih' berpikir kalau beban kerja PNS lebih ringan daripada karyawan swasta pada umumnya.

Untuk alasan ini bisa iya bisa tidak karena ketika kamu menyingkirkan ratusan bahkan ribuan pesaing untuk masuk ke dalam satu instansi pemerintah, itu berarti kamu pintar dan berbobot. Percayalah, ada banyak pekerjaan yang selama ini 'menumpuk' sedang menanti uluran tanganmu di dalam sana. Apalagi ini adalah era reformasi birokrasi dimana PNS terutama PNS milenial dituntut untuk melakukan perubahan.

Oke,

Kembali ke topik tentang pengalaman saya mengikuti seleski CPNS. Pada tahun 2017 dibuka 2 gelombang pendaftaran CPNS. Gelombang pertama dibuka oleh 2 instansi yaitu Kemenkumham dan Mahkama Agung. Berhubung saya lulusan hukum jadi saya mendaftar menjadi calon hakim umum lewat Mahkama Agung.

Tempat tes SKD waktu itu di Kantor Regional IV BKN Makassar. Pendaftar untuk calon hakim banyak banget. Satu gelombang isinya 100 pelamar. Lucunya, ada satu gelombang yang nama depannya sama "Andi bla bla..." marga populer di Sulawesi Selatan. Bayangkan satu gelombang isinya 100 orang dengan nama depan sama.

Dan rata-rata yang lolos untuk test berikutnya 5 orang dari setiap gelombang. Puji Tuhan, saya salah satunya. Saya adalah peringkat 5 dari 5 orang yang lolos di gelombang saya. Sebenarnya ada yang nilainya di atas saya tapi sayang tidak imbang. TWK, TIU dan TKP punya ambang batas masing-masing. Kalau salah satunya dibawah ambang batas dan yang lainnya di atas ambang batas tetap dinyatakan tidak lolos. Kemudian saya lanjut ke test Seleksi Kompetnsi Bidang beberapa minggu kemudian.

Malam sebelum tes insomnia saya kambuh. Saya tidak bisa konsentrasi mengikuti test wawancara dan LGD. Insomnia saya berlanjut malam berikutnya dan saat mengikuti test CAT tentang dasar-dasar hukum saya total tidak bisa berkonsentrasi. Akhirnya saya tidak berharap bisa lolos di seleksi ini. Saat pengumuman saya berada di peringkat 2000. Beberapa teman angkatan saya lolos.

Beruntung dibuka gelombang ke II sebanyak kalau tidak salah 61 Instnasi. Saya langsung mendaftar. Setelah ditimbang-timbang saya meimilih untuk mendaftar di Badan Kepegawaian Negara formasi analis hukum Kantor Regional XIV BKN Manokwari. Waktu itu dibutuhkan 4 analis hukum di Kantor Regonal XIV BKN Manokwari sedangkan untuk Kantor Regional Makassar cuma buka 1 formasi saja yaitu analis hukum.

Waktu itu saya berpikir sulit untuk menembus Kantor Regional XIV BKN Makassar. Saya mulai persiapan lagi. Waktu saya kebanyakan habis di wikipedia membaca Sejarah Indonesia. Kelebihan belajar di Wikipedia adalah karena Wiki menyediakan banyak link yang bisa membuat pengetahuan sejarah kita bertambah dan bercabang-cabang. Boleh dibilang wikipedia itu salah satu web yang berperan penting saya bisa lolos ambang batas TWK. Selebihnya saya belajar TIU dan hampir tidak pernah belajar TKP.

Lalu tibalah waktu test. Saat tes SKD, pelamar BKN bercampur dengan instansi lain yaitu BPK dan satu lagi saya lupa. Karena sudah belajar sampai begadang untuk SKD nilai saya memenuhi ambang batas lagi yaitu 360. Nilai tertinggi diantara 3 instansi yang ikut tes dan satu-satunya pelamar BKN yang lolos. Di sini saya begitu menyesal tidak memilih Makassar karena walaupun cuma buka 1 lowongan saja kemungkinan besar saya akan lolos masuk. Apa hendak dikata, nasi sudah jadi bubur. Toh, mungkin Tuhan punya rencana lain mengapa saya memilih Manokwari waktu itu.

Beberapa minggu kemudian saya mengikuti test SKB yang pertanyaannya seputar Kepegawaian dan Manajemen Kepegawaian. Puji Tuhan lagi nilai saya memenuhi standar untuk SKB yaitu 400. Beberapa bulan kemudian tepatnya awal November 2017 nama saya ada dalam daftar CPNS yang lolos di Badan Kepegawaian Negara. Sebelum ke Manokwari saya orientasi dulu selama 10 Bulan di Jakarta yaitu dari Awal Februari sampai Akhir Desember 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun