Merdeka Belajar menjadi salah satu bagian dari program MBKM atau Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Kampus Merdeka merupakan program atau kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja.
Memanfaatkan sarana Kampus Mengajar, sebagai peserta tentu perlu mengemban amanah dan melaksakannya dengan baik. Pelaksanaan Kampus Mengajar Angkatan ke -- 2 ini saya diamanahkan di sekolah SDN 1 Sinargalih Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta. Pembahasan kali ini mengangkat persoalan literasi yang masih minim di kalangan siswa SDN 1 Sinargalih karena pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang kurang efektif.
Keterpurukan siswa pada masa pembelajaran jarak jauh membuat mereka kurang dalam sentuhan langsung materi pembelajaran dari gurunya, hal itu disebabkan karena pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran yang dilaksakan secara online ini kurang efektif. Ketidak efektifan ini di mulai dari timbulnya permasalahan-permasalahan siswa sampai kepada gurunya, permasalahan ini dimulai dari penyediaan media pembelajaran yang kurang mendukung, fasilitas internet atau fasilitas elektronik yang kurang mendukung.
Berdasarkan hasil observasi pada sekolah SDN 1 Sinargalih, terdapat beberapa permasalahan tersebut. Orang tua yang tidak mengerti pada perkembangan teknologi, sinyal yang kurang mendukung, penggunaan aplikasi yang sangat awam untuk dikenali dan dipelajari, sampai tidak tersedianya smartphone atau alat elektronik lainnya yang dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau PJJ.Â
Atas permasalahan tersebut, sekolah pun melaksanakan pembelajaran dengan mengadakan kegiatan pembelajaran tatap muka yang diatur menggunakan jadwal harian. Pelaksaan pembelajaran tatap muka ini diatur dengan pembagian jadwal perhari dan dilaksanakan secara giliran dari rumah kerumah dengan satuan kelompok rumah terdekat.
Setelah meninjau permasalahan tersebut, selaku peserta Kampus Mengajar Angkatan 2. Upaya mengatasi dan membantu dalam mengurangi permasalahan tersebut dengan mengkoordinasikan dengan pengajar dalam mengelola pelaksaan pembelajaran, mulai dari memasuki Group WhatsApp, Classroom, mengadakan pertemuan melalui aplikasi Google Meeting, pembagian jadwal tatap muka dan meninjau RPPH yang ada. Pelaksaan pembelajaran dimulai pada masa peralihan dari PJJ seluruhnya, lalu Hybrid, dan kembali tatap muka seluruhnya.
Pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka, tidak sedikit siswa yang lancar dalam membaca dan berhitung. Hal tersebut karena hampir menginjak 2 tahun mereka tidak berinteraksi langsung pada pembelajaran dan kurang kondusifnya pembelajaran PJJ.Â
Pembelajaran selanjutnya pun perlu penanaman pemahaman yang ekstra, karena minimnya kemampuan membaca dan berhitung siswa. Pembelajaran berjalan dengan bimbingan dan cara penyampaian yang lebih inovatif guna mempermudah siswa menangkap dan meresap pembelajaran.
