Bologna tampil bak pahlawan dari negeri dongeng musim lalu. Perjalanan mereka menuju Liga Champions bersama Thiago Motta, adalah salah satu cerita inspirasional. Tapi, sepeninggal Motta, apakah Bologna masih tim yang sama? Apakah mereka tetap bisa bersaing di papan atas?
Vincenzo Italiano, pelatih underrated Italia, datang untuk memegang dan meneruskan tongkat estafet Motta. Walau awalnya sempat kesulitan, Italiano akhirnya berhasil menulis ceritanya sendiri. Sebuah mahakarya, yang tentunya akan dikenang Bologna dan seluruh fansnya.
Cerita Bologna dan Vincenzo Italiano adalah salah satu cerita heroik musim ini. Pelatih spesialis final itu datang untuk menyelamatkan muka I Rossoblu yang sempat kusut. Seperti apa dongeng yang digores oleh Vincenzo Italiano di tanah Bologna? Simak selengkapnya!
Romansa Tanah Bologna
Rasanya, masih lekat di ingatan kita, bagaimana musim 2023/2024 berjalan. Musim yang banyak dilabeli sebagai 'Year of Underdogs' ini menyajikan banyak kejutan. Terutama, dari klub-klub 'semenjana' yang tiba-tiba mengguncang Eropa.
Ketika di Jerman ada Stuttgart, di Inggris ada Aston Villa, lalu di Spanyol ada Girona, Bologna, menjadi aktor di Negeri Pizza. Capaian mereka bersama Thiago Motta kala itu banyak mendapat sorotan. Bologna yang statusnya sebetulnya bukan raksasa, justru sanggup menggebrak dan repotkan sejumlah klub di Italia.
Sebagai klub 'medioker', tidak banyak yang paham kiprah Bologna. Namun, Thiago Motta sanggup menyulap tim ini menjadi tim yang cukup disegani. Strategi 'aneh' sang allenatore, akhirnya mengantar I Rossoblu ke Liga Champions untuk pertama kalinya sejak 1965.
Bologna, mungkin untuk pertama kalinya bermimpi, bahwa mereka bisa berkompetisi di Liga Champions. Tentu saja, semua itu berkat Motta. Taktik aneh 2-7-2 yang digagas mantan pemain Inter sukses membuat Bologna menghempas sejumlah raksasa.
Sayangnya, ketika publik Bologna sedang dimabuk asmara dengan Motta, perpisahan itu datang. Motta dipanggil Juventus, dan kemudian memilih merapat ke tim asal Turin itu. Seiring itu, Bologna ditinggal tiga pemain pentingnya. Antara lain Riccardo Calafiori ke Arsenal, Marko Arnautovic ke Inter, dan Joshua Zirkzee ke Manchester United.
Karya Sang Maestro Spesialis Final
Saat semua mengira Bologna sudah tamat, kisah dongeng dari ibukota Emilia-Romagna, ternyata masih berlanjut. Sepeninggal Motta, tinta untuk menoreh skenario terbaik Bologna kini dipegang maestro anyar. Seorang maestro yang 'agak' diremehkan, tetapi termasuk orang yang langganan final.
Vincenzo Italiano. Namanya mungkin tidak sementereng Simone Inzaghi, atau Antonio Conte. Namun, secara bakat, statistik tidak bisa berbohong. Pria yangÂ