Mohon tunggu...
Fathya Rochibatul K
Fathya Rochibatul K Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Wake Up and Be Awesome Ilmu Komunikasi '20

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menilik Keadaan Pengrajin Genteng di Masa Genting

25 April 2021   16:20 Diperbarui: 25 April 2021   21:50 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
anak-anak pengrajin genteng / dokpri

Kini sorot bola mata yang tadinya berbinar-binar serta senyum hangat yang kerap ia pancarkan kian meredup. Istrinya, Giniarti, yang sedari tadi turut menyimak obrolan singkat tadi hanya bisa tertunduk lesu. Sembari menyondorkan segelas es teh manis ia menghela nafas panjang, “Ya bagaimana lagi? Harganya sudah dimiring-miringkan tapi tetap saja tidak ada permintaan masuk. Iya to Pak?”

Judi tersenyum getir, ia mulai menjelaskan bahwa permintaan genteng saat ini anjlok karena proyek-proyek pembangunan sedang dihentikan imbas dari  pemberlakuan PSSB. Beliau juga menambahkan bahwa industri genteng miliknya tergolong kecil yang hanya dikelola bersama istrinya saja.

Dulu sebelum pandemi ia bisa menjual sekitar 6.000 genteng dalam sebulan dengan harga Rp 2.000/biji. Namun saat ini harga dan permintaan cenderung terjun bebas. Yang tadinya memproduksi ribuan genteng dalam sebulan kini menyusut menjadi ratusan saja, dengan kisaran harga Rp 1.000 hingga Rp 1.500 per biji.

Walaupun usahanya sedikit sepi Judi tetap bersyukur dengan keadan saat ini, “Selagi dapur masih bisa mengepul, ya alhamdulillah. Semoga situasi segera membaik biar simbah ada kerjaan terus.” Tentu saja kedua pasutri ini tidak sendirian dalam menghadapi tahun pagebluk Covid-19. Keempat putra-putrinya sudah menyiapkan barikade demi kelangsungan Judi dan Giniarti.

giniarti menyiapkan santap siang / dokpri
giniarti menyiapkan santap siang / dokpri

Sebetulnya masih ada pertanyaan, mengapa genteng Judi masih tetap eksis? Ini semua berkat buah hatinya yang turun tangan dalam mempromosikan hasil buah tangan, genteng, Judi di media sosial. Dikit demi sedikit permintaan genteng mulai naik meski tidak drastis amat.

Pasutri ini sepakat apapun keadaan yang terjadi, tak ada niatan sekecilpun gulung tikar. Di usia yang senja, tekat dan semangat mereka patut diacungi jempol. Sebagai cucu, aku sangat bangga dengan mereka. “Saya tidak mau terlalu bergantung pada anak-anak, selagi masih mampu kenapa tidak?” tutup Judi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun