Mohon tunggu...
Fathurrachman Zuhdi
Fathurrachman Zuhdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi || Media Enthusiast

Senang berdiskusi dan berbicara tentang media dan dunia kreatif.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jangan Takut Ketinggalan Tren di Media Sosial!

26 Juni 2021   22:06 Diperbarui: 26 Juni 2021   22:31 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media sosial telah membuat dunia berubah. Dengan adanya internet dan media sosial, penyebaran informasi semakin besar arusnya. Pun, beraneka ragam macam konten informasinya, mulai dari informasi yang bersifat formal hingga hiburan. Media sosial membuat manusia seperti kita yang notabenenya adalah makhluk sosial, dapat semakin mudah berinteraksi dan mendapatkan informasi, bahkan bagi informasi yang jangkauannya jauh sekalipun.

Informasi yang tersebar ke seluruh dunia melalui media sosial menyebabkan informasi tersebut diketahui oleh banyak orang, terutama pengguna media sosial. Hal itu merupakan salah satu faktor dari terbentuknya suatu tren di masyarakat. Tren dapat terbentuk dari banyaknya orang yang mengetahui dan tertarik terhadap hal tertentu sehingga menyebabkan hal tersebut menjadi sebuah tren. Media sosial membuat kita semua menjadi tau tentang tren dan persoalan menarik yang sedang menjadi perbincangan hangat di masyarakat.

Arus penyebaran informasi yang semakin besar ini, tanpa kita sadari telah membuat sebagian dari manusia di dunia ini menjadi ketergantungan untuk mendapatkan dan menyebarkan informasi dan merasa takut jika ketinggalan oleh tren yang sedang diperbincangkan saat itu.

  • FOMO (Fear Of Missing Out)

Dilansir dari Intelligence.WundermanThompson.com, Will Palley menulis dalam artikelnya berjudul Trends Shaping Social Media, bahwa generasi yang menggunakan media sosial sebagai platform untuk energi mereka, telah menganut kehidupan yang ingin menunjukkan sekali bagaimana persona dan kehidupannya melalui media sosial, tanpa peduli bagaimana pribadi sebenarnya. Ketika mereka berbagi dokumentasi dan kabar terkait aktivitas baru mereka seperti liburan dan hal menyenangkan lainnya yang dapat menimbulkan rasa iri akan keterlibatan dalam kebersamaan sosial dan menciptakan rasa takut akan ketertinggalan dalam suatu hal.

Informasi baru yang terus bermunculan itu seperti candu. Kita yang ketergantungan akan informasi yang selalu ada di media sosial membuat kita takut dengan ketertinggalan informasi yang baru. Namun, disaat yang bersamaan, kita pun menjadi takut dan berpotensi tidak percaya diri akibat pengaruh langsung ataupun tidak langsung dari informasi yang kita dapat di media sosial tersebut.

FOMO atau Fear Of Missing Out adalah sebuah keadaan dimana kita sebagai makhluk sosial takut akan ketertinggalan momen atau bisa juga dikatakan tidak puas terhadap diri sendiri karena melihat momen orang lain di media sosial. Menurut Jessica Abel, Cherly Buff, dan Sarah Burr dalam artikelnya berjudul Social Media and the Fear of Missing Out: Scale Development and Assessment, yang ditulis dalam Journal of Business & Economics Research (2016), FOMO adalah fenomena ketika individu-individu merasa bahwa mereka sedang tertinggal, mereka merasakan iritabilitas, kecemasan, dan ketidakmampuan.

Pada penelitian yang sudah dilakukan (JWTIntelligence, 2012; Wortham, 2011), diindikasikan bahwa FOMO terdiri atas iritabilitas, kecemasan dan perasaan tertinggal. Perasaan orang-orang tersebut dapat meningkat ketika mereka melihat media sosial.

Perbandingan kasus FOMO pada laki-laki dan perempuan di Amerika Serikat Tahun 2012 (Sumber: JWTIntelligence, 2012)
Perbandingan kasus FOMO pada laki-laki dan perempuan di Amerika Serikat Tahun 2012 (Sumber: JWTIntelligence, 2012)

Berdasarkan survei yang dilakukan JWTIntellignece (2012), sekitar 40% individu dari umur 12-67 mengatakan bahwa media sosial menambah ketakutan akan ketertinggalan mereka. Dari survey tersebut, hanya 8% yang pernah mendengar tentang FOMO. Ketika dijelaskan tentang FOMO dalam penelitian, 70% dari umur 18-34 tahun, mengatakan bahwa mereka dapat dengan jelas mengerti dan relate dengan konsepnya.

Banyak dari kita pasti pernah merasa tidak percaya diri, iri, dan cemas tiba-tiba ketika melihat unggahan foto teman kita yang sedang liburan. Kita merasa “tertinggal” karena tidak merasakan liburan seperti teman kita atau tempat liburan kita tidak semewah dan sebagus yang dikunjungi teman kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun