Mohon tunggu...
Fathurrachman Zuhdi
Fathurrachman Zuhdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi || Media Enthusiast

Senang berdiskusi dan berbicara tentang media dan dunia kreatif.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Fenomena "Honor Killing": Membunuh Demi Kehormatan yang Terbunuh

6 Maret 2021   19:55 Diperbarui: 7 Maret 2021   19:13 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marsha Freeman, seorang direktur dari International Women’s Rights Action Watch di Administrasi Publik Institut Hubert Humphrey, Universitas Minnesota, mengatakan bahwa pembunuhan yang mengatasnamakan ‘kehormatan keluarga’ ini banyak terjadi di negara yang memiliki keyakinan bahwa wanita sebagai sosok yang dilihat dalam menilai reputasi sebuah keluarga. Laporan yang diterima oleh Komisi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dalam Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa “Honor Killings” telah terjadi di negara Banglades, Britania Raya, Israel, Brazil, India, Yordania, Pakistan, Ekuador, Maroko, Swedia, Turki, Uganda, dan Mesir.

Fenomena ini tidak dispesifikkan kepada agama atau kepercayaan apapun. Namun, jika dilihat melalui data yang terhitung di tahun 2016 seperti yang dilampir dalam Britannica, dapat diketahui bersama bahwa ini terjadi di sebagian besar daerah di Asia Selatan dan Timur Tengah dengan data dari United Nation Population Fund yang memperkirakan bahwa 5.000 wanita telah terbunuh dengan beralaskan ‘kehormatan keluarga’, dan sekitar setengahnya terjadi di India dan Pakistan.

Namun, secara global, United Nations Office on Drugs and Crime dalam laporannya bernama Global Study on Homiced 2018, dikemukakan bahwa ada total 87.000 wanita yang terbunuh di tahun 2017. Sekitar 58 persen dibunuh oleh pasangan intim ataupun keluarganya, hal ini dapat diartikan bahwa setiap harinya ada 137 wanita yang telah dibunuh oleh keluarganya sendiri.

Dalam hal ini, seorang perempuan dalam keluarga menjadi acuan yang sangat diyakini bagi masyarakat sekitar dalam menilai reputasi sebuah keluarga tersebut. Perempuan sudah seperti properti yang harus dinilai tinggi berdasarkan keyakinan demi menjaga maupun meningkatkan strata sosial keluarga di lingkungan masyarakat.

Walaupun banyaknya korban wanita yang terenggut nyawanya dalam fenomena “Honor Killing” ini, tetapi ada juga pria yang menjadi korban dari sifat keekstriman akan sebuah keyakinan. Namun, memang sangat jarang terjadi sehingga hampir tidak dibahas. Hal ini karena dalam budaya yang dominan dikenal dalam sejarah peradaban adalah laki-laki dikenal dengan ketangguhan dan kekuatannya. “Honor cultures enforce a strict code of traditional gender roles that “dictates precedence and toughness for males, [while] norms for females stress modesty, shame, and the avoidance of behaviors that might threaten the good name of the family (e.g., adultery or sexual immodesty)” (Vandello and Cohen 2003, 998). Namun hal itu tidak menutupi bahwa pria pernah menjadi korban dalam fenomena ini. Balik lagi, “Honor Killing” terjadi karena dalih ‘mempertahankan kehormatan’.

Sumber:

https://preemptivelove.org/blog/difference-between-culture-and-tradition/#:~:text=The%20main%20difference%20between%20culture,been%20amassed%20throughout%20its%20history

https://www.independent.co.uk/news/uk/crime/execute-me-pleads-muslim-who-killed-his-daughter-over-her-western-lifestyle-89140.html?amp

UNODC, Global Study on Homicide 2018 (Vienna, 2018)

https://www.nationalgeographic.com/culture/article/thousands-of-women-killed-for-family-honor?cmpid=int_org=ngp::int_mc=website::int_src=ngp::int_cmp=amp::int_add=amp_readtherest

https://www.britannica.com/topic/honor-killing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun