Mohon tunggu...
Fathur Rizki
Fathur Rizki Mohon Tunggu... Jurnalis - Humanity and Social life

Penulis sekaligus mahasiswa di Istanbul Sabbahattin Zaim University yang mempunyai tujuan berbagi hal-hal seputar serba-serbi fakta Turki.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lika-liku Adaptasi Budaya Indonesia-Turki

3 Maret 2019   12:30 Diperbarui: 3 Maret 2019   13:04 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Merhaba Arkadalar.

Kemarin kita telah banyak membahas tentang apa saja yang berkaitan dengan Turki, mulai dari sekularisasi pada zaman kepemerintahan Attaturk hingga cerita singkat di balik peristiwa "black friday" yang diselenggarakan di ranah Turki. Akan tetapi kita lupa bahwasannya banyak sekali budaya yang berbeda antara Turki dan budaya yang berada di Indonesia. Sekaligus mengetahui apa saja lika-liku yang di hadapi ketika belajar beradaptasi dengan budaya Turki.

Nah, sekarang apa saja budaya Turki yang berbeda dengan budaya Indonesia? bunlar..

1. Sholat Memakai Kaos Kaki.

Mungkin hal ini terlihat wajar bagi beberapa orang, akan tetapi hal ini merupakan satu budaya baru ketika beribadah menurut saya secara pribadi. Dan bukan hanya hal itu, ketika selesai berwudhu, kita harus langsung mengenakan kaos kaki langsung karena tempat wudhu dengan masjid tidak bisa dicapai dengan kaki telanjang. Jika kita tidak membawa tissue, yaa terpaksa kaki basah kita langsung masuk kedalam kaos kaki dan sepatu, walaupun jika kita tidak mengenakan kaos kaki bukan suatu masalah yang besar.

Ada satu penjelasan yang diberikan oleh hoca (guru) saya, mengapa orang Turki mengenakan kaos kaki ketika beribadah. Menurut penuturan beliau bahwasanya hawa Turki adalah hawa dingin dan itu memang saya akui bahwasannya hawa di sini sangat dingin terutama angin laut selat Bosphorus yang berhembus ke kota Istanbul, dan karena hawa dingin itulah, masyarakat Turki mengenakan kaos kaki mereka ketika beribadah.

2. Wudhu Sambil Duduk

Karena blog ini berbicara tentang adaptasi saya terhadap budaya di sini, itu berarti saya merasakan hal yang janggal terhadap budaya yang saya rasakan di Indonesia, meskipun mungkin ada beberapa yang sekiranya wajar saja bagi sebagian orang,  termasuk budaya yang satu ini yakni wudhu sambil duduk. Karena ketika saya di Indonesia, wudhu selalu berdiri dengan keadaan sepatu atau sandal yang dikenakan berada jauh dari tempat saya berwudhu. Namun ketika berada di sini, wudhu nya dengan posisi duduk dan langsung mengenakan sepatu setelah berwudhu.

3. Tidak Malafazkan "Amin" Bersama-sama setelah Membaca Surah Alfatihah

Lagi dan lagi ada satu hal yang berbeda dalam hal beribadah ketika sholat di Turki. Hal ini baru penulis sadari ketika melaksanakan sholat Jum'at pertama ketika berada di Turki. Ketika Imam selesai melafadzkan surat Al fatihah, hanya saya saja yang mengucapkan "amin" dengan jahroh atau dengan mengeluarkan suara dengan volume yang cukup keras. Karena semua makmum hanya bergumam saat mengucapkan "amin" dan juga sebagian hanya menggunakan nada pelan.

4. Mukenah bagi perempuan Turki

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun