Mohon tunggu...
@boo.book
@boo.book Mohon Tunggu... -

Penggiat hemat ,aktivis gratis, pecinta kata. IG: @boo.book Blog: www.reviewbuku99.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Review novel] Diorama Rasa

23 Desember 2018   07:54 Diperbarui: 23 Desember 2018   13:10 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul : Diorama Rasa
Penulis : Fadhila Rahma
Penerbit : Penerbit Bunyan ( PT. Bunyan Pustaka )
Kategori : Fiksi Indonesia
Tahun cetakan : Cetakan kedua, April 2014
Jumlah halaman : 370 halaman
ISBN : 978-602-291-008-4

Suka novel...?. Tapi tidak suka dengan yang bergenre cinta...? Jika iya, berarti sama dengan saya. Meskipun benci dengan novel genre cinta, saya tidak menyesal membaca novel ini.

Jujur, novel genre cinta tidak menarik karena terlalu berlebihan. Bahagianya bahagia sekali, sedihnya juga sedih sekali dan seolah olah cinta pasti sehidup semati. Novel ini membicarakan pernikahan tanpa melupakan perceraian.

Kara, dibayangi masa lalunya, pernikahannya dengan pram yg hanya bertahan seumur jagung, membuatnya mulai menjaga jarak. Meneruskan hidup dengan status janda. Status yang lekat dengan stigma negatif. Namun takdir takkan kemana. Ia bertemu dengan Andrian, laki laki yang ingin menikahinya.

Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Andrian memasuki usia matang, pekerjaan bisa dibilang mapan. Mudah baginya mencari pendamping hidup hatinya terpaut pada kara, gadis baik memang tapi janda. Itu bukan masalah besar bagi andrian tapi menjadi masalah besar bagi ibu andrian. Bagaimana bisa anak pertamanya akan menikah dengan janda, apa kata tetangga.

Secara garis besar novel ini menceritakan perjuangan andrian untuk menikah dengan Kara yang berstatus janda dan perjuangan Kara untuk membuka hati setelah perceraiannya

Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Uniknya novel ini bolak balik. Jika kita membuka dari sebelah kanan, kita akan membaca kisah dari sudut pandang andrian. Sedangkan saat membuka dari kiri, kita membaca dari sudut pandang kara (eh..atau sebaliknya ). Jadi tidak bagian belakang di buku ini, dua sisinya sama sama bagian depan.

Mbak Fadhila Rahma di blognya mengatakan, gaya buku seperti ini dibuat dengan beberapa tujuan. Pertama, sebagai penegasan bahwa pria dan wanita memiliki perbedaan yang memang sudah ada dari 'sono nya'. Kedua, untuk menciptakan ruang nyaman bagi pembaca pria dan wanita, sehingga bisa mengerti pembawaan (karakter) dirinya sekaligus lawan jenisnya lalu muncul sikap saling memahami, dengan banyak konflik yang bisa dihindari. Ketiga, pembaca bisa merasakan secara utuh masing masing tokoh lalu melihat interaksi dari 2 karakter yang berbeda. Perlu diketahui, mbak Fadhila Rahma menempuh pendidikan magister sains psikologi.

Dari novel ini kita bisa sedikit mengerti menderitanya wanita yang menjadi janda dan stigma-stigma negatif yang ada di masyarakat. Bisa pula melihat perbedaan semangat dan pemikiran antara yang akan menikah pertama kali dengan yang bercerai lalu menikah untuk kedua kali.

Di novel yang meraih juara kedua lomba menulis 1000 wajah muslimah ini, ada kalimat yang saya rasa perlu di garis bawahi, di pahami dan direnungkan bersama.

"Aku mencintai siapa pun yang mengikatku dengan pernikahan" (hal. 148)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun