Mohon tunggu...
Fathurrahman Helmi
Fathurrahman Helmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Sepakbola

Jika Menulis Bisa Membuatmu Abadi, Kenapa Masih Berdiam Diri. Ambil Penamu dan Goreskan di Kertas Putih Itu. | Kontak: Fathur99mbo@gmail.com fathurhelmi (Instagram) @fathoerhelmi (twitter)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Atjeh Pungo Pisan? (Aceh Gila Banget?) 2 : Sudah Kubuskah Pemikiran Kita?

1 Juli 2015   23:53 Diperbarui: 2 Juli 2015   02:08 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 Warning!: Tulisan ini mengandung konten pribadi. Niatnya cuma sharing. Merasa tidak nyaman sok close saja. Opini sesuai pengetahuan dan pemikiran saya. Anda tidak senang tulisan saya, saya tidak membenci anda. Ini style saya sok urusin style sendiri. #NamanyaJugaHidup.

Tulisan ini sebenarnya sudah ditulis kala awal Ramadhan dan ingin dikirim ke Surat Kabar untuk masuk ke kolom opini. Tapi, orang tua saya bilang bahaya ahaha. Jadinya masuk Kompasiana saja. Satir, Sarkas dan Provokatif sekali memang tulisan ini.

Seperti janji saya sebelumnya saya akan terus membuat tulisan dengan tema: Atjeh Pungo Pisan? (Aceh Gila Banget?) yang akan membahas 'Kegilaan' Orang Aceh mulai dari era lampau sampai masa kini. Baik dari yang positif hingga negatif. Sekaligus membuktikan bahwa penyematan Aceh Pungo bukan sekedar istlah tapi memang benar adanya. Semua tulisan akan disesuaikan oleh pemikiran saya dan teori tertentu. Kalian bisa cek Atjeh Pungo Pisan? Edisi Pendahuluan di profile saya. Edisi kedua kali ini akan membahas tentang kegilaan ataupun perbuatan tidak masuk akal orang Aceh yang niatnya menyelesaikan masalah tapi malah nambah perkara hingga orang yang katanya tokoh muda tanpa arah jelas dalam kata yang dikonstruksi media. Juga tentang bagaimana kebijakan dibuat selalu berlindung dibalik Agama tapi malah Agama bukan dijadikan untuk kemaslahatan oleh Stakeholder tapi malah bikin orang susah. Mari kita mulai!

Bulan puasa kali ini lebih panas dari biasanya. Bukan karena suasananya dan hawanya lebih panas daripada di daerah kuliah saya di Bandung tapi karena Aceh memang sedang Egois. Saya awali dengan kabar menjelang beberapa hari menuju Ramadhan yang lalu. Walikota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal membuat himbauan untuk warnet dan rental game agar tutup. Saya rasa setiap kebijakan sangatlah baik jika sudah keluar dan masuk ke ranah publik tapi sekali lagi saya bingun dan kecewa. Karena apa alasan penutupan tempat hiburan anak-anak dan remaja tersebut agar anak-anak tidak hanya bermain game kala ramadhan.

Sekitar 3 atau 4 tahun lalu saya pernah menjaga warnet abang sepupu saya. Memang banyak sekali anak-anak maupun remaja yang menghabiskan waktunya di warnet. Itu menjadi barokah bagi si empunya warnet tapi memang tidak baik bagi yang main internet karena waktunya hanya digunakan untuk bermain saja. Terkadang mereka tidak sholat. Tapi apakah karena perilaku pengguna warnet atau rental game maka usaha atau rezeki orang seenaknya ditutup?

Mohon maaf saya sedikit singgung kebijakan sebelumnya. saya kurang senang dengan kebijakan publik dari pemkot Banda Aceh. Jam Malam saya rasa terlalu berlebihan dibuat hanya karena ditemukan mesum muda mudi di karaoke. Katanya sih peraturan dibuat untuk mencegah terjadinya perkosaan karena diatas jam 10 malam sering terjadi hal seperti itu. Lucunya peraturan ini bukanlah Perwal tapi Instruksi yang harusnya hanya berlaku untuk PNS. Anehnya lagi Jam Malam ini menjadi semacam gertak sambal dan gagal yang ujung-ujungnya katanya hanya karena kurang Komunikasi Publik dan kurang disosialisasi padahal sudah menyebar ke seluruh negeri.

Hingga acara Stand Up Comedy StandUpIndoBNA yang sampai dijaga sama pihak tertentu dan harus duduk dipisah pria wanita. Saya dengar dari teman saya acara hiburan dibatasi waktunya setelah isya sampai sekitar jam setengah 10. Yang parahnya adalah tersebar kabar bahwa acara Stand Up Comedy tersebut difitnah sebagai bagian dari kristenisasi hanya karena Guest Starnya dari Non Muslim. Sedangkal itukah pemikiran orang saat ini?

Jadi apa kabar dengan acara seni yang masa saya kecil bisa dipentaskan sampai menjelang pagi datang? Katanya susah mendapat izin. Hiburan kita Cuma bisa nonton TV. Itupun tayangannya belum tentu mendidik. #BandaAcehEgois ? Untung saya kuliah di Bandung #Ups.

Meugang?

Meugang adalah tradisi yang sangat begitu saya senangi dan budaya yang hanya ada di Aceh serta patut kita banggakan. Tapi, bagaimana jika Meugang digugat dan dikatakan tidak baik? Jika ada yang tidak tahu tentang Meugang sok di Google aja ya :)

Dilansir oleh Portalsatu.com di tanggal 16 juni 2015, Teuku Azril salah seorang mahasiswa asal Aceh-Jakarta yang katanya Tokoh Muda Aceh meminta Masyarakat menghapus tradisi Meugang di Aceh karena menurut Azril telah melukai hati kaum miskin dan anak yatim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun