Mohon tunggu...
Fathurrahman Helmi
Fathurrahman Helmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Sepakbola

Jika Menulis Bisa Membuatmu Abadi, Kenapa Masih Berdiam Diri. Ambil Penamu dan Goreskan di Kertas Putih Itu. | Kontak: Fathur99mbo@gmail.com fathurhelmi (Instagram) @fathoerhelmi (twitter)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ini Anak Siapa ya?

9 Juli 2015   01:24 Diperbarui: 9 Juli 2015   01:24 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warning!: Tulisan ini mengandung konten pribadi. Niatnya cuma sharing. Merasa tidak nyaman sok close saja. Opini sesuai pengetahuan dan pemikiran saya. Anda tidak senang tulisan saya, saya tidak membenci anda. Ini style saya sok urusin style sendiri. #NamanyaJugaHidup.

Indonesia yang orangnya low context sangatlah paham bagaimana cara basa-basi dan paling suka untuk mutar-mutar kalau berbicara atau bahkan menjelaskan apa yang sudah ada di depan mata padahal tidak perlu dijelaskan. Saya adalah salah satu pelakunya hehe. Tapi, saya yang cukup sensitif dalam hal bahasa, mungkin karena lahir di lingkungan yang suka sastra dan kuliah di Komunikasi terkadang merasa aneh dengan beberapa ungkapan orang-orang yang sebenarnya pengen mencairkan suasana atau terlalu ingin akrab eh malah freak jadinya.

Pernahkah kalian mendengar kalimat:

"Ini anak siapa? anak ayah atau mama?"

Aneh? iya banget! Kalau misalkan itu anak ya anak ayah lha siapa yang mengandung? Kalau anak itu anak mama bagaimana si mama bisa mengandung?

Ada lagi.

Waktu itu saya sedang makan di kosan, kemudian teman saya datang dan bilang:

"lagi makan ya tur?"

Lha masak urang lagi fitness.

Bahkan ini masuk ke ranah pertelevisian. Saat itu saya sedang nonton 86 dan salah satu polisi menegur seorang anak kecil yang naik sepeda tanpa perlengkapan safety. Polisi wanita itu bilang:

"anak itu tidak memakai perlengkapan bersepeda, dan itu sangat berbahaya. Dia cuma memakai sepeda, kaos dan celana saja".

Teh, kenapa harus disebutin masalah dia cuma pake kaos dan celana ya semua orang tahu juga atuh.

Mungkin yang paling nyeleneh adalah komentator bola. Saya sempat ikutan Kompasiana Nangkring di Kantor Kompas di Palmerah membahas Copa America. Karena ada pihak dari Bola Indonesia (salah satu channel in-house milik K-Vision) yang datang. Maka ada yang memberi saran kepada pihak Bola Indonesia.

"Komentator kita sedikit berbobot lah, masak iya komen pas pertandingan bilangnya: Iya Evan Dimas memberikan bola kepada Paulo Sitanggang dan kemudian dia bergerak ke arah kotak penalti. Ya semua orang juga tahu kali mas apa yang kita lihat di tivi jangan lagi dibahas. Kan bisa bahas bagaimana penguasaan bolanya, tendangan apa itu, atau serangan seperti apa" Kurang lebih seperti itulah (maaf agak improv udah sebulan lebih soalnya hehe).

Intinya menyindir orang yang seperti membuang waktu hanya untuk mengulangi apa yang sudah jelas terlihat di layar kaca. Bisa dibilang, Anak baru masuk SD saja bisa juga.

Coba cek yang satu ini lagi.

Seorang teman datang ke cafe karena janjian dengan teman lamanya. Dan yang ada di sana sampai 10 orang selayaknya reuni. Teman ini malah ngomong:

"Wah rame ya"

Udah tahu ngapain disebut lagi ya?

Ada lagi yang menurut saya cukup epic.

Seorang cewek habis putus dari cowoknya, dan curhat sambil nangis terisak-isak sama temannya. Temannya malah ngomong:

"Jangan nangis lah nanti habis air matanya"

atau

"Jangan nangis atuh nanti aku juga ikutan nangis"

Kalimat pertama berasa gimana gitu bisa tahu kuota air mata. Yang kedua jadi lebih aneh masak iya nangis ikut-ikutan udah kayak satu orang punya akik satunya juga iya. Duh.

Tapi terkadang ini malah yang membuat kita tidak merasa kaku hidup di Indonesia. Manusia indonesia yang suka basa-basi dan bercengkrama kadang-kadang tidak jelas jadinya membuat Indonesia di mata orang luar sangat ramah. Bahkan orang Indonesia kepada yang tidak kenal pun akan sangat merasa akrab walau baru ketemu di KRL, misalnya:

"Halo, mau ke tanah abang juga ya? sama kayak saya." (Sambil tersenyum khas orang Indonesia). Padahal kita sama-sama dari stasiun Palmerah (yaiyalah stasiun akhirnya di Tanah Abang atuh pak).

Ditulis oleh Fathurrahman Helmi. Fisiknya Oriental, Jiwanya Aceh tapi Hatinya berlabuh di Bandung. Pernah jadi Analis Bola di Atjehpost.com . Salah satu Atjeh Pungo. Penulis Buku Kumpulan Puisi “Aku, Bola dan Sepatu”. Moderator Bedah Buku dan Seminar di Universitas Telkom. Menyukai dan Terpengaruh oleh Karya Kahlil Gibran dan Imam Al-Ghazali. Menulis Opini tentang Filsafat, Komunikasi, Politik hingga Komedi. Mahasiswa Konsentrasi Marketing Komunikasi, S1 Ilmu Komunikasi, Universitas Telkom.

Sumber Foto (Cuplikan Video Last Day Production berjudul: Basa-Basi Orang Indonesia di Youtube) (Video: LDP )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun