Mohon tunggu...
fathul djannah
fathul djannah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekolah Angker?

30 Januari 2023   04:55 Diperbarui: 30 Januari 2023   06:17 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo, nama saya Dina, dan saya baru masuk SMP. Itu normal bagi perempuan untuk berkumpul, dan hari ini ketiga sahabatku dan aku sedang duduk di bawah pohon di tepi lapangan sekolahku, mendiskusikan segala hal mulai dari topik penting hingga topik yang tidak penting. Hingga Tina, salah satu teman terdekat saya, tiba-tiba berteriak, "Eh, tahukah kalian bahwa sekolah kita dulunya adalah penjara tempat para tahanan di zaman penjajahan Jepang?"

" Sejujurnya Tin, dari mana kamu mendengarnya? "  Saya bertanya .

" Hmm... Itulah yang dikatakan oleh seorang alumni sekolah salah satu teman kakak saya. Katanya di sekolah ini sering terjadi hal-hal aneh dan terkadang ada anak-anak yang kesurupan."

" Ah, aku tidak percaya; Aku yakin itu hanya gossip yang dibuat untuk menakut-nakuti kita, para siswa baru, jikalau memang ada hantu aku akan memanggilnya dan mengajak mereka bermain bersama hahaha," celoteh Lia. Bisa dibilang Lia adalah anak yang tidak terlalu percaya dengan hal-hal seperti itu,

"Lia kamu tidak boleh bicara seperti itu, itu namanya takabbur." Kata fitra. Yah bisa dibilang diantara kami berempat fitra lah yang paling sholeh selalu mengingatkan kami jika hal yang kami perbuat salah.

"iya maafkan aku."

"aku hanya mengatakannya. Teman sudara laki-laki saya juga mengatakan bahwa pohon tempat kami sekarang ini dulunya adalah tempat para penjahat  dihukum mati, dan tubuhnya hanya disimpan di sana sampai membusuk  dengan sendirinya, itu sangat menakutkan."

"Tin, jangan mecoba menakut-nakuti kami" Saya menjawab,

"Aku tidak mencoba menakuti kalian, dan katanya juga bahwa banyak anak sering mendengar tangisan dan jeritan orang yang kesakitan. Juga, belum selesai Tina masih berbicara. Tiba-tiba,

"aduh. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun