Mohon tunggu...
Fathorrasik
Fathorrasik Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumenep

MENGALIR SEPERTI SUNGAI YANG MENGARAH PADA SAMUDERA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cermin Cinta

13 Oktober 2021   20:35 Diperbarui: 13 Oktober 2021   20:59 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ungkapan Markoya seperti cambukan halilintar memecah batin Mukidi. Butiran keringat terlihat dikerut dahinya yang bersih. Suasana hening. Masing-masing bergumul dengan kecamuk batinnya sendiri.

"Mar, apakah kamu punya pengalaman mencintai seseorang?" suara Mukidi memecah keheningan.

"Mengapa, Guru? Apa hubungannya dengan rasa hambar saya dalam beribadah?"

"Begini, Mar. Rasa hambar itu karena ketiadaan rasa cinta antara hamba dan Tuhannya. Lalu bagaimana aku harus menjelaskan rasa cinta itu, jika kamu tidak punya pengalaman mencintai? Sesempurna apapun seseorang menjelaskan rasa cinta, tetap tidak akan mampu mengungkapkan hakikatnya. Apakah kamu mampu menjelaskan rasa manis tanpa mencicipi gula? Sejuta kata yang kamu ungkapkan untuk menjelaskan rasa manis tetap tidak akan mampu menunjukkan hakikat manis itu sendiri tanpa mencicipinya sendiri".

Markoya menunduk meraba batinnya sendiri, tanpa memberikan sapatah katapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun