Mohon tunggu...
Fathin Amim Mufidah
Fathin Amim Mufidah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pernah Mengalami Kabut Otak? Ternyata Inilah Penyebabnya

20 Februari 2020   23:46 Diperbarui: 20 Februari 2020   23:47 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

"Tunggu, sebenarnya aku tadi ingin pergi kemana?"

"Ah, untuk apa ya aku masuk ke ruangan ini tadi?"

"Apa yang barusan dijelaskan oleh dosen? Kenapa pikiranku tidak sejalan?"

Jika kalian merasa sering kali mengalami hal-hal serupa dengan contoh di atas, maka tenanglah, hal ini sangat lumrah terjadi di kalangan masyarakat. Awalnya kita hanya akan mengabaikan gejala ini. Bahkan cenderung menganggapnya sebagai 'lupa'. Namun, apa yang terjadi jika hal yang disebut 'lupa' tersebut semakin sering terjadi? Tentunya akan sangat mengganggu bukan?

Nyatanya, yang mengalami kejadian serupa bukan hanya orang tua saja, bahkan anak-anak dan para remaja pun sangat lumrah untuk mengalaminya. Jika sesekali terjadi, mungkin masih bisa disebut wajar. Akan tetapi, jika sering terjadi dan diikuti dengan menurunnya kemampuan dalam berkonsentrasi, kesulitan dalam memfokuskan pada satu hal tertentu, maka akan sangat mengganggu proses belajar.

Mari kita sebut gejala ini dengan istilah 'kabut otak' atau dalam bahasa inggris yaitu brain fog. Kabut otak biasanya terjadi disebabkan oleh hal lain. Seorang dokter bernama Freda C. Lewis-Hall mengatakan bahwa orang yang mengalami kabut otak sering menggambarkannya sebagai rasa kebingungan atau disorganisasi, disorientasi, atau peraaan berserakan. 

Cenderung lambat dalam bereaksi akan suatu hal, kesulitan dalam berpikir dapat disebut sebagai kabut otak.

Lantas, mengapa kabut otak bisa terjadi?

Stress merupakan penyebab utamanya. Jika seseorang semakin sering mengalami stress, maka tidak menutup kemungkinan akan memicu tekanan darah meninggi, bahkan sampai menyebabkan depresi. Sama halnya ketika merasa lelah dan jenuh akan aktivitas keseharian, maka kita akan semakin kehilangan fokus dan sulit untuk menyerap informasi baru.

Selain itu, pola tidur yang tidak teratur pun turut menjadi penyebabnya. Bayangkan jika seseorang sering begadang di malam hari. Akibatnya, keesokan harinya akan kesulitan untuk bangun pagi. Bagaimana jika di pagi hari tersebut kita harus menghadiri sebuah perkuliahan atau aktivitas wajib lainnya, maka kita akan terpaksa dan cenderung setengah hati menjalani itu semua, maka akan sulit fokus.

Belum lama ini, saya pernah dalam suatu hari menghadiri sebuat jam perkuliahan di pagi hari. Dimana malam hari sebelumnya, saya bepergian hingga larut malam bersama teman-teman. Sehingga saya tidak memiliki banyak waktu untuk istirahat. Ketika di kelas, apa yang saya dapatkan? Semuanya terasa buyar di pikiran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun