Mohon tunggu...
Pendidikan

Pentingnya Bermain bagi Anak

24 Maret 2019   21:11 Diperbarui: 24 Maret 2019   21:21 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENTINGNYA BERMAIN BAGI ANAK
Ketika anak-anak semakin besar, mereka semakin banyak meluangkan waktu dengan kawan-kawan sebayanya, yakni anak-anak yang kurang lebih berusia atau memiliki level kematangan yang sama (Santrock, 2012). Dan mereka lebih memilih menghabiskan waktunya dengan kawan sesama gender dibandingkan dengan lawan jenisnya. Pada anak-anak prasekolah, interaksi dengan kawan sebaya banyak yang diwarnai dengan sekedar bercakap-cakap mengenai hal-hal seperti berunding, berdebat, dan menyepakati aturan-aturan dalam bermain (Rubin, Bukowski, & Parker, 2006).

Bermain merupakan aktivitas keseharian anak usia dini yang sifatnya menyenangkan, menggembirakan, dan menimbulkan kenikmatan. Bermain bagi anak berfungsi untuk membantunya mencapai perkembangan yang utuh, baik bagi fisik maupun mentalnya. Melalui bermain, anak juga memperoleh kesempatan yang dapat merangsang proses perkembangannya dari aspek: nilai agama dan moral, kognitif, fisik-motorik, bahasa, sosial-emosional, serta seni dan kreativitas.

Menurut Freud dan Erikson, bermain membantu anak dalam mengatasi kecemasan dan konflik-konfliknya. Karena ketegangan dapat diredakan melalui aktivitas bermain, anak dapat mengatasi masalah-masalah hidup. Bermain memungkinkan anak untuk mengeluarkan kelebihan energi dan melepaskan ketegangan yang tertahan. Para terapis menggunakan terapi bermain untuk mengatasi frustai, menganalisis konflik-konflik anak, serta cara0cara mengatasinya (Drews, Carey, & Schaefer, 2003).

Baru-baru ini, bermain telah digambarkan sebagai konteks penting bagi perkembangan keterampilan bahasa dan komunikasi. Keterampilan bahasa dan komunikasi dapat diperkuat melalui diskusi dan negosiasi terkait peran dan peraturan dalam bermain ketika anak-anak mempraktikkan berbagai kata dan frase. Interaksi sosial selama bermain ini dapat menguntungkan keterampilan literasi anak (Coplan & Arbeau, 2009).

Tipe-tipe permainan anak yang banyak dipelajari adalah permainan sensorimotor, serta permainan praktis, permainan pura-pura/simbolik, permainan sosial, permainan konstruktif, dan games (Bergen, 1988). Permainan sensorimotor adalah perilaku yang dilakukan para bayi untuk memperoleh kenikmatan dan melatih skema sensorimotor mereka.

Permainan praktis merupakan kegiatan bermain yang melibatkan pengulangan dari tingkah laku, yang terjadi ketika sejumlah keterampilan baru sedang dipelajari, atau ketika anak dituntut untuk memiliki penguasaan fisik ataupun mental dan mengoordinasi keterampilannya yang diperlukan untuk games atau olahraga.

Sedangkan permainan pura-pura atau simbolik adalah kegiatan bermain dimana anak mengubah lingkungan fisik menjadi sebuah simbol. Dan permainan sosial yaitu kegiatan bermain yang melibatkan interaksi sosial dengan kawan-kawan sebayanya.

Ada juga tipe permainan konstruktif yaitu bermain yang mengkombinasikan aktivitas sensorimotor dengan aktivitas repetitif yang disertai dengan representasi ide-ide simbolik. Bermain konstruktif terjadi ketika anak-anak terlibat di dalam kreasi yang bersifat regulasi-diri atau di dalam konstruksi dari sebuah produk atau sebuah solusi masalah. Dan ada juga games yang merupakan aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan, memiliki aturan-aturan, dan sering kali bersifat kompetitif dengan satu idividu lain atau lebih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun