Mohon tunggu...
Fathi Najmudin
Fathi Najmudin Mohon Tunggu... Lainnya - EP-2018

Ekonomi Pembangunan Fakultas Eknomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Keberlangsungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Lamongan

18 Januari 2022   16:55 Diperbarui: 18 Januari 2022   16:56 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pandemi Covid-19 di Indonesia sekarang ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian nasional, khsusnya bagi para pelaku sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sebagian besar mengalami penurunan pendapatan dan mungkin bisa dikatan sudah lumpuh atau diambang kebangkrutan. Selain pandemi Covid-19, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga dihadapkan dengan permasalahan Industri 4.0 (era digital). Oleh karena itu, para pelaku UMKM harus memiliki kemampuan dalam bidang manajemen dan organisasi yang baik, serta harus mempunyai inovtif dalam pembuatan produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga bisa mengoptimalkan strategi pemasaran yang berbasis digital atau bisa disebut era industri 4.0.

Di wilayah Kabupaten Lamongan pada sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga terdampak pandemi Covid-19 khususnya di sektor makanan dan minuman. Beberapa cara sudah dilakukan oleh para pelaku UMKM agar bisa bertahan dalam kondisi sekarang ini, selain itu kondisi saat ini membuat pelaku UMKM Lamongan ingin lebih memusatkan penjualannya, dimana untuk harga eceran sendiri para pelaku UMKM menetapkan harga antara Rp 1.000,- hingga Rp 2.000,- yang sudah tergabung dalam Asosiasi Makanan Minuman Jatim (AMJ) Korda Kabupaten Lamongan. Hal ini dilakukan oleh para pelaku UMKM yang mencoba untuk bertahan dengan memasarkan produk olahan skala menengah ke bawah.

Meskipun belum pulih sepesnuhnya, para pelaku sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sudah tergabung dalam Asosiasi Makanan Minuman Jatim (AMJ) Korda Lamongan ini mencoba kembali untuk merintis dari bawah agar usahanya bisa bertahan dalam kondisi pandemi Covid-19 yang sekarang ini. Dinas Koperasi Kabupaten Lamongan (DINKOP) mengatakan bahwa, para pelaku UMKM sudah mulai merasakan turunya omset pendapatan atau omset penjualan yang sangat signifikan di masa pandemi ini. Hal inilah yang menyebabkan berkurangnya modal usaha dan terhambatnya pasokan bahan baku atau distribusi yang dibutuhkan para pelaku UMKM untuk menjalankan ushanya.

Selain itu, ada sekitar 60% dari seluruh para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah Kabupaten Lamongan sudah memutuskan untuk mengurangi stock barang penjualan selama masa pandemi Covid-19 saat ini. Sementara itu, sekitar 15% dari seluruh para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah Kabupaten Lamongan memilih untuk menutup toko fisik atau stand dan lebih memilih untuk menjual produk-produknya ke pasar online atau online shop. Kemudian penjualan produk UMKM khususnya makanan ringan dan minum dengan harga antara Rp 1.000,- hingga Rp 2.000,- secara online mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 50 % lebih. Kondisi ini bisa membuat perkembangan penjualan UMKM untuk olahan makanan minuman ringan skala menengah ke bawah mendapatkan omset yang sangat luar biasa.

Keberlangsungan UMKM di masa pandemi ini dibagi menjadi tiga aspek pemahaman, yaitu :

  • Keberlangsungan ekonomi, sebagai pembangunan yang mampu untuk menghasilkan barang dan jasa secara bertahap atau berkelanjutan dalam memelihara keberlangsungan UMKM.
  • Keberlangsungan lingkungan, yaitu harus mampu untuk memelihara sumber daya yang stabil, menghindari eksplotasi sumber daya, serta fungsi penyerapan lingkungan.
  • Keberlangsungan sosial, sebagai sistem yang mampu untuk mencapai kesetaraan, pendidikan, serta penyedia layanan sosial.

Pemanfaatan e-commerce sangatlah berpengaruh terhadap keberlangsungan sektor UMKM di masa pandemi Covid-19 sekarang, e-commerce sendiri merupakan proses membeli, menjual, mengirim, atau menukar produk, jasa, dan/atau informasi melalui jaringan komputer, yang sebagian besar berbasis online. Pemanfaatan e-commerce melalui jual beli online bagi perusahaan kecil seperti UMKM sesungguhnya lebih memberikan fleksibilitas dalam produksi, dapat memberikan informasi pengiriman yang lebih cepat kepada pelanggan, mengirimkan dan menerima penawaran secara cepat dan hemat, serta dapat mendukung transaksi dengan cepat tanpa kertas. Hal seperti inilah yang bisa memberikan dorongan usaha mikro, kecil, dan menengah untuk mempertahankan keberlangsungan usahanya.

Beberapa keuntungan pemanfaatan e-commerce dalam mendukung keberlangsungan usaha UMKM, antara lain: meningkatkan revenue stream, meningkatkan market exposure, menurunkan biaya operasional, efisien, lebih tepat waktu, memperpendek siklus hidup produk, meningkatkan manajemen pasokan untuk mempermudah jalannya usaha, meluaskan jangkauan ke seluruh daerah, meningkatkan kedekatan dengan pelanggan melalui pemberian kritik dan saran melalui e-mail dan meningkatkan rating nilai produk penjualan UMKM. Oleh karena itu, para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus bisa memanfaatkan kelebihan e-commerce dalam proses bisnis atau usahanya keberlangsungan UMKM bisa bertahan dan terus mengalami peningkatan dalam penjualan produknya, sehingga pendapatannya juga akan mengalami peningkatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun