Mohon tunggu...
Fathimah Nurul Afifah
Fathimah Nurul Afifah Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga, Alumni Pendidikan Biologi UPI, Santri Ma'had Khadimussunnah

Senang membaca dan menulis, bercita-cita menjadi seorang ibu dari anak-anak yang shalih dan shalihah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Zina Berujung Hilang Nyawa

23 Desember 2019   11:42 Diperbarui: 23 Desember 2019   12:16 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar bernama Asmaul Husna (21) ditemukan tewas dalam keadaan telentang di kamar rumah kerabatnya di Kecamatan Manggala, Sabtu (14/12/2019). Ia diduga tewas di tengan kekasihnya, RidhoyatuL Khoer. Korban dan pelaku diketahui merupakan mahasiswa semester VII UIN Alauddin Makassar.

Ia tewas dibekap dengan menggunakan bantal selama 15 menit dan digorok lehernya menggunakan pisau dapur. Hal ini dilakukan oleh pelaku setelah sebelumnya terjadi cekcok akibat korban meminta tanggung jawab atas janin berusia 4 bulan yang dikandungnya atas perbuatan pelaku[1].

Sungguh miris, sepasang mahasiswa muslim dan muslimah tega melakukan perbuatan keji yaitu zina dan berujung pada pembunuhan. Aktivitas pacaran lazim dilakukan oleh pemuda di seluruh dunia, termasuk di antaranya adalah pemuda muslim.

Padahal telah jelas dilarang di dalam islam adanya hubungan percintaan antara ikhwan dan akhwat bukan mahram sebelum menikah, karena hal tersebut jelas-jelas bisa menghantarkan pada zina sebuah dosa besar.

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra : 32)

Menyukai lawan jenis adalah sebuah fitrah bagi manusia, Allah 'azza wa jalla membekali manusia berupa gharizah (naluri), diantaranya adalah gharizah nau atau naluri melanjutkan keturunan. Pada diri manusia juga terdapat perasaan untuk mempertahankan jenis manusia, karena punahnya manusia akan mengancam kelestariannya. 

Ketertarikan pada lawan jenis hingga keinginan untuk berhubungan seksual (karena itu jalan untuk melanjutkan keturunan) merupakan diantara penampakan dari gharizah nau.

Gharizah ini tidaklah seperti kebutuhan jasmani yang akan muncul dengan atau tanpa adanya stimulus. Sebagai contoh, kita akan merasa lapar walaupun tidak melihat orang yang makan. Kebutuhan jasmani jika tidak dipenuhi maka kita akan mati. Lain halnya dengan gharizah, ia dipengaruhi oleh fakta dan pemahaman.

Semakin banyak rangsangan dari luar maka akan semakin tinggi gharizah tersebut. Efeknya jika tidak dipenuhi maka ia akan gelisah tapi tidak akan menimbulkan kematian. Semakin banyak seseorang melihat aurat orang lain, aktivitas seksual seperti menonton film porno, berkhalwat dan lainnya akan membangkitkan gharizah nau di dalam dirinya[2].

Kemajuan teknologi informasi memudahkan masuknya berbagai informasi tanpa ada batasan, termasuk konten-konten porno. Tinggal menulis saja kata kunci berbau porno, maka berbagai konten haram akan bermunculan.

Bahkan tanpa menyengaja mencari konten tersebut, saat berselancar seringkali bermunculan iklan yang menunjukkan gambar ataupun video yang tidak pantas.

Bukan sekadar itu, exploitasi wanita dalam sistem kapitalisme yang menjadikan diri mereka sebagai mesin pencetak uang, dimana tubuh mereka dijual sementara syahwat lelaki yang menjadi pembelinya. Iklan shampoo, sabun, motor, bahkan sekedar iklan snack kentang pun tidak terlepas dari menunjukkan keindahan dan keseksian tubuh wanita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun