Mohon tunggu...
Fathia Nurul Hilma
Fathia Nurul Hilma Mohon Tunggu... Lainnya - polimedian student

halo semua-!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurangnya Literasi menyebabkan Kurang Tahu Informasi

16 September 2021   13:40 Diperbarui: 16 September 2021   14:08 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Puan Maharani mengatakan, orang Indonesia hanya meluangkan waktu membaca 3-4 kali seminggu. Itu pun lamanya hanya 30-59 menit.

Sementara data dari UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca!

Selain itu, 60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget, atau urutan kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget. Sedangkan aktif layar gadget kurang lebih 9 jam sehari. Hmm... Miris ya lihatnya, tidak heran pula dalam hal kecerewetan di media sosial orang Indonesia berada di urutan ke-5 dunia.

Kita ambil contoh dari kasus yang ada, melalui gadget pasti banyak informasi maupun kasus yang di sebabkan oleh masyarakat, seblebriti, ataupun influenser. Mirisnya orang Indonesia belum tau dan belum paham tentang permasalahan itu karena tidak membaca berita yang terjadi secara lengkap, ataupun hanya ikut-ikut memanas-manasi saja.

Tetapi mereka ikut mengkritik dan mencela ke yang bersangkutan atau yang mempunyai masalah. Belum lagi informasi yang mereka dapatkan bukan dari media terpecaya.

Adapula faktor-faktor yang membuat masyarakat Indonesia krisis membaca, yakni bukunya jelek-jelek dan tidak menarik, selain itu banyak beredar buku bajakan yang sangat tidak menguntungkan bagi para penulis.

Saat ini di setiap jenjang pendidikan khususnya anak sekolah dan remaja mempunyai jam khusus di sekolah untuk literasi / membaca, mereka bebas membaca berita, membaca buku cerita anak, ataupun karya fiksi lainnya. Di waktu yang ditentukan, atau ketika tidak ada jam pelajaran maupun guru. Kebiasaan membaca buku sendiri dipercaya mendatangkan berbagai manfaat.

Selain dapat menambah wawasan, membaca buku juga dapat meningkatkan kemampuan otak yang berguna untuk menurunkan risiko terkena penyakit Alzheimer di usia lanjut.

Selain itu kebiasaan membaca buku fiksi dapat meningkatkan empati dan hubungan dengan sesama, karena kecenderungan untuk menempatkan posisi kita pada cara pandang tokoh dalam cerita sehingga kita pun dapat merasakan perasaannya.

Maka dari itu, membaca sangat lah penting bagi semua orang, mulai dari yang tua hingga yang muda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun