Apakah ada temanmu yang dapat meminjamkan aku uang untuk membayar restoran dan juga untuk bekalku besok," berat sekali aku mengucapkannya.
"Hmmm .... Beri aku waktu 10 menit, nanti  kutelepon balik, " Telepon diputus.
Kembali aku berfikir dan mengurutkan kejadian. Pertama kali aku keluarkan dompet adalah ketika membeli kartu sim untuk internet dan terakhir kali kukeluarkan untuk membeli sebotol air minum, jadi kalaupun dompet itu jatuh, kemungkinannya antara kedai minum dan restoran ini yang berjarak sekitar seratus meter.Â
Pikiranku buyar ketika handphone berdering, Alhamdulillah Ramlan yang menghubungiku. Dia meminta aku untuk menghubungi temannya Yusuf via telepon restoran karena dia tidak bisa dihubungi via whatsapp. Berat hati ini meminjam telepon restoran, rasanya sudah terlalu banyak  meminta tolong.  Kembali aku tarik nafas panjang, apalagi yang bisa aku lakukan.......
"Bolehkah aku mencari dompet ke tempat terakhir aku mengeluarkannya?" , kali ini aku tidak ragu untuk meminta izin pada manajer yang terus menemaniku karena aku telah membuktikan kejujuranku sekembalinya dari Western Union"
"Sure, go ahead," jawab si Manajer singkat
Segera aku segera beranjak dan menyusuri jalan dengan perlahan sambil mencari dompet. Sempat aku bertanya-tanya dalam hati, mungkinkah Allah memberiku suatu kejutan atau lebih tepatnya keajaiban, mungkinkah aku akan menemukan dompet ini tergeletak di suatu sudut jalan? Prasangka baik ini aku munculkan dengan harapan Allah akan memperturuti prasangka baikku sesuai dengan sebuah hadits qudsi "Aku sesuai persangkaan hamba-Ku".
Sesampainya  ditempat membeli air, aku hanya mendapat gelengan kepala dari si pemilik warung. Kembali aku berjalan ke restoran dengan lesu sambil tetap memasang mata ke sudut-sudut jalan.
Manajer menatap wajahku untuk mencari jawaban yang nampak jelas di raut wajahku.
"Gak ketemu ya ?"
"No" jawabku singkat tak bergairah