Mohon tunggu...
Fathi Bawazier
Fathi Bawazier Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

6 Jam Pertama di Singapore

12 Juni 2018   14:29 Diperbarui: 13 Juni 2018   10:44 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Please..... saya benar- benar kehilangan dompet," aku benar-benar memelas agar dia mau memeriksa meja tersebut.  Si Manajer kemudian meminta tamu untuk bangkit sejenak dan kemudian memeriksa setiap sudut dari meja tersebut bahkan dia mengangkat jok kursi. Akupun ikut memeriksa ke kolong meja, kolong kursi, atas meja, atas kursi, tak ada dompet !!!!

"No wallet anywhere," manager mengangkat bahu

"Bolehkan saya mencarinya di depan ?,"

"Ok.... ," manajer membuntutiku berjalan menuju teras restoran, aku benar-benar merasa seperti seorang tawanan. Kuperiksa area tempat aku berdiri melihat-lihat menu sebelum masuk tadi, tak ada dompet. Kusapu pandangku ke setiap sudut teras restoran. Dompet tetap tak nampak.

Aku memang terlihat panik sekali, manajer menyuruhku untuk duduk di bangku tunggu. Kuhempaskan tubuhku dibangku sambil menarik nafas panjang. Betapa cerobohnya aku menyesali diri. 

Sedari berangkat dari rumah pagi tadi aku sudah ragu untuk membawa dompet, karena isinya banyak yang penting seperti KTP, SIM, kartu kredit, ATM dan beberapa barang penting lainnya. Aku malas untuk memilah-milah mana yang harus dibawa, akhirnya kuputuskan untuk dibawa saja semua. Sampai gerbang perumahan, kembali timbul keraguan sehingga aku mampir ke kantor.

"Mul, aku mau ke Singapura, tolong antarkan dompet ini ke rumah".  Mulyadi manager produksi menungguku memilah-milah kartu yang akan kubawa.

"Tapi dimana harus kutaruh uang ini ya... ?" aku berguman, kembali keraguan menerpa pikiranku. Ada dollar amerika, dollar Singapura, dan beberapa ratus ribu rupiah, tidak dalam jumlah banyak sih namun karena pecahan kecil cukup gemuk untuk ditaruh di saku celana.

"Udah.....bismillah bawa aja dompetnya pak, insyaAllah gak akan hilang, " Mulyadi mencoba meyakinkan saya.

"Hmm ok. kalau gitu gak jadi deh" kumasukan kembali dompet ke saku sehingga  kubawa ke Singapura dan sekarang HILANG.

Why Mul......Why.....kenapa kamu memberi saran  untuk tetap membawa dompet ????

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun