Mohon tunggu...
Muhammad FathanAlfikri
Muhammad FathanAlfikri Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Mahasiswa, Pejuang Nasionalis yang Sholeh

Bismillah..

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dampak Kapitalisasi Berkedok Permainan Timbangan terhadap Peternak

2 Agustus 2019   18:46 Diperbarui: 2 Agustus 2019   18:50 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Tentu, bukan jarang lagi, perbedaan berat antara petani kecil dengan pengepul. Seolah keringat yang bercucur dari dahi terasa pahit ketika menyaksikan turun drastisnya timbangan. Pada hari senin tepatnya, setelah menyeruput kopi susu di tempat KKN di Desa Kertasemaya, Indramayu ,saya mengabdikan diri selama kurang lebih 40 hari dan bercibaku dengan kehidupan sosial dengan masyarakat. Kehidupan sosial disana menunjukkan indikasi keberagaman. 

Potensi baik berupa umkm maupun pengelolaan sda cukup diminati di daerah ini. Tingginya minat berbisnis masyarakat menjadi kekuatan tersendiri daerah ini. Daya juang yang tidak bisa diremehkan menjadi modal yang sangat kuat. Tapi, kurangnya ilmu dan akses menjadi kelemahan yang cukup signifikan. 

Setelah saya takar, petani dan peternak adalah pekerjaan mayoritas daerah ini. Mulai dari berccok tanam dengan padi, bekebun, beternak lele, burung muray, ayam, hingga jangkrik menjadi andalan desa ini. Saya ingin mengupas lebih dalam terkait peternakan lele di daerah ini. 

Salah satu peternak yang kami coba dampingi bernama Pak Tauhid,  beliau adalah mantan Kuwu (Kepala Desa) yang mencoba peruntungan dengan menjejali bisnis lele.  Pak Tauhid memang memiliki hobi dan ketertarikan dalam beternak. Ayam Pedaging, Ayam Petelur, Kambing, pernah beliau jejali, hingga yang terakhir dan menjadi andalan adalah Lele.

Hingga saat ini, beliau sudah mencoba hingga tujuh kali masa dari mulai pembibitan hingga masa panen. Dengan bermodal membeli bibit lele kecil, beliau merawatnya hingga lele dewasa siap panen. Dengan durasi dua bulan 12000 ribu bibit ditebar dalam satu kolam. 

Lele adalah hewan yang haus pakan, sehingga tak sedikit dana yang beliau gelontorkan untuk merawat lele tersebut hingga siap panen. Tentu bibit yang ditebar tidak selalu 100 persen hidup. Jika sukses, bibit-bibit tersebut diperkirakan akan mencapai bobot 1 ton lebih.

Saat pemanenan tepatnya hari senin 22 Juli 2019, tentu Pak Tauhid dan Anggotanya menyambut dengan antusiasme. Mencapai berat 1,08 ton dengan Timbangan Manual tentu menjadi kabar bahagia bagi mereka. Penjemputan dilakukan oleh Pengepul dari Koplema (Koperasi Lele Masyarakat) yang bertempat di Cirebon. Pak Tauhid ikut langsung mengantar Panen Lelenya hingga ke Kolam Induk di Cirebon. 

Saat ditimbang, hasil panen yang tadinya 1.08 ton turun derastis di angka 860 Kg. Sedikit kecewaan mungkin dirasakan oleh Pak Tauhid, dan Ekspektasi saya benar-benar dikecewakan. Saya Pikir dikolam Induk yang didalamnya menampung kurang lebih 200 Kolam Lele dan Tempat pengumpulan hasil panen secirebon-indramayu memakai Timbangan yang tidak akurat. 

Untuk sekala besar seperti itu, sudah seharusnya Koplema menggunakan Alat Ukur Berat Digital, agar hasil dapat dipertanggungjawabkan dan akurat. Tapi apadaya, petani kecil yang minim akses hanya pasrah terhadap keadaan. Kritik dari saya untuk para pengepul yang sering memainkan timbangan, dan merugikan petani kecil.

Saya dan rekan KKN pun menginisiasi dengan membuka pasar baru di daerah lain. Hingga saat ini kami sedang mencoba berjejaring dengan orang yang mau menampung lele Pak Tauhid dengan Harga dan Timbangan yang pas. 

Kasus sepertinya sudah sangat sering terjadi, tentu menjadi alasan turunnya motivasi petani dan peternak di Indonesia. Minimnya harga Jual, dan Permainan Timbangan menjadi kritik keras bagi pengepul saat ini. Untuk memajukan pertanian dan peternakan harus dengan prinsip kejujuran dan integritas, agar pertanian dan peternakan kian lestari dan dapat menopang kebutuhan pangan masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun