Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Saya Menulis, Maka Saya Ada (di Kompasiana)

23 Oktober 2022   06:24 Diperbarui: 23 Oktober 2022   06:27 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: https://twb.nz/14thkompasiana/dokpri

"Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis" - Imam Al-Ghazali

Seperti quote di atas, karena bukan siapa-siapa maka saya menulis. 

Saya, hanyalah perempuan dusun dari lembah Kerinci "Sekepal tanah surga" yang bernaung di bawah Gunung Kerinci yang dikenal sebagai atap Sumatra. 

Karena kebanggaan dan kecintaan pada alam, sosial budaya negeri Kerinci di lingkung bukit ini, saya ingin menuangkannya melalui tulisan.

Bermula dari hobi menulis cerpen, puisi, beberapa pernah dimuat di surat kabar lokal. Namun, hobi menulis berjeda cukup lama.

Ketika saya ingin kembali menulis, saya kesulitan mendapatkan media untuk berbagi tulisan.

Agustus 2019, baru saya menemukan blog Kompasiana dan bergabung. 

Sebagai balita di Kompasiana, saya baru 3 tahun di sini, tentu setiap hari bagi saya adalah belajar menulis. 

Karya saya jauh dari sempurna. Karya saya sederhana, berkiblat pada diri pribadi tentunya. Menjadi diri sendiri lebih baik, tak perlu serupa, berbeda itu indah.

Keinginan menulis.juga didasari bahwa perempuan harus punya prinsip, dan juga "value". Di mana kita bisa menghargai diri dan mempunyai tujuan yang jelas. 

Begitu juga dalam hal perempuan yang menulis. Perempuan mempunyai ide, gagasan, inspirasi untuk dituangkan dalam tulisan, serta ingin berkontribusi di dunia literasi. Perempuan seharusnya menulis.

Walaupun perempuan perlu tenaga ekstra dalam hal membagi waktu untuk menulis. Begitu banyak kotak-kotak pekerjaan yang setiap hari harus dilakoni perempuan. 

Lalu, selama saya menjadi balita di Kompasiana, apa yang di dapat? Banyak ilmu, sahabat, pengalaman, semuanya sangat berharga. 

Kompasiana bagi saya adalah rumah dengan aneka warna, aneka penghuni. Riuhnya selalu membuat kita ingin pulang kembali. Memang begitu esensi sebuah rumah, selalu dikangeni.

Yang menjadi catatan penting dalam nge-blog di Kompasiana adalah soal pelanggaran. Walaupun aturan sudah tertulis, sebagai manusia biasa tentu tak luput dari kesalahan dan khilaf. 

Awal mulai nenulis tentu banyak tata cara atau ketidaktahuan saat artikel ingin di posting. Begitu juga dengan saya yang membuat pelanggaran sebanyak 4 kali.

Pelanggaran tersebut saat saya masih sebagai debutan, ada foto yang tidak saya sebutkan sumbernya. Tidak tahu dan kadang lupa. 

Karena melanggar sudah 4 kali, saya tidak bisa mengikuti program ter-anyar Kompasiana, Infinite. Ngiri juga sih dengan artikel sahabat kompasianer  yang bisa melintasi batas ruang dan waktu. Apa tidak ada kata maaf dari Kompasiana?

Harapan untuk Kompasiana yang berulang tahun ke 14, ibarat remaja baiknya banyak memberi cinta. Bukan 'surat cinta" yang membelenggu kompasianer untuk terus berkarya.

Terbuka untuk menerima kritikan demi kemajuan bersama tentunya. Inilah bentuk cinta dari kami untuk Kompasiana.

Selamat dalam usia 14 tahun, semoga Kompasiana tetap menjadi rumah bagi kami. Salam Cinta ❤

FS, 23Okt22

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun