Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kapan Kita Bermain Sepak Bola Lagi, Kawan?

3 Oktober 2022   17:22 Diperbarui: 3 Oktober 2022   17:22 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.piqsels.com/id/public-domain-photo-jtxgv

Kawan,
Kita selalu berdua mengejar bola
Saat matahari tergelincir jelang senja
Berbau tengik
Bersimbah peluh di bawah terik
Kulit kita terbakar
Laksana tembikar
Itu dulu, saat kita bocah

Kawan,
Kita menyisihkan rupiah demi rupiah
Demi membeli barang mewah
Selembar kaos bola
Terpajang di kamar sempit tak berjendela
Tak dipakai
Hanya tersimpan diampai
Itu dulu, saat remaja

Kawan,
Ternyata kemiskinan tetap menyelubung
Kita kembali harus menabung
Demi selembar tiket pertandingan bola
Mendukung sang idola
Stadion megah nan lapang membuat ternganga
Kita tertawa dalam euforia
Itu kemarin, saat kita masih duduk berdua

Kawan,
Kita masih tertawa bersama, bukan?
Ah kita saling kehilangan
Gelap
Sungguh gelap
Dalam kekacauan dan ketakutan
Terlepas genggaman tangan

Kawan, ternyata engkau adalah kawan sejati
Kita berdua diantar pulang saat matahari meniti pagi
Menuju hamparan makam
Di samping lapangan tempat kita bermain bola di masa silam
Kapan kita bermain sepak bola lagi, kawan?
Kenapa tanah lapang ini begitu lengang
Tak ada sorak sorai kata menang

FS, 03 Oktober 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun