Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Celoteh Rimba

14 September 2022   11:30 Diperbarui: 14 September 2022   12:22 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rimba terjaga
Kesunyian pecah, telinganya pekak berisik
Mesin raksasa ekskavator memorak-porandakan isi rimba
Mengeruk mencari segenggam emas
Oh bukan, bongkahan emas
Rakus

Rimba terhenyak
Tanah rapat retak, berserak menimbun di mana-mana
Pohon-pohon rebah terjungkal
Mereka sedang berburu, menggali harta karun tak bernilai
Menyelinap pencuri-pencuri licik
Serakah

Rimba sakit
Tersakiti
Raganya dirongrong tak henti
Penambang liar mendirikan rumahnya
Mengklaim daerah kekuasaan
Lapar

Mereka lupa, rimba untuk manusia
Meraup untung nan buntung
Rimba gersang tak berkehidupan
Sumber-sumber air telah kering
Paru-paru dunia keropos rusak
Rimba meratap, bercoleteh menunggu kematian

SungePnoh, 14 September 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun