Jumat pagi, 2 September 2022
Saya mendadak ada urusan keluarga dan harus ke Kota Padang sendirian. Â Izin dari kantor dan mencari tiket dari Kota Sungai Penuh (Provinsi Jambi) ke Kota Padang (Provinsi Sumatra Barat). Sungai Penuh diguyur hujan, dan mobil travel penuh semua tapi untung ada mobil APV tersisa satu bangku kosong.
Pukul 11.00 WIB, mobil berangkat setelah antri BBM. Pemandangan tiap hari, tiap jam, tiap menit, tiap detik adalah antrian panjang di pom bensin. Nasib rakyat.
Pukul 14.00 WIB, mobil kembali isi bensin di pom bensin Padang Aro, karena jalur travel via Solok Selatan (Sumatra Barat). Saya meminta izin sopir yang lagi antri BBM untuk shalat dan makan siang.Â
Pukul 16.00 WIB, mobil kembali istirahat di rumah makan Mitra, Â Surian Solok. Saya memesan mie rebus dan perkiraan pukul 19.00 WIB sampai di Kota Padang.
Hujan tak henti mengguyur sepanjang perjalanan, menurut info dari sopir, di Sitinjau Lauik menuju Kota Padang diberlakukan buka tutup karena longsor.
Benar saja, selepas Lubuk Selasih, antrian kenderaan panjang menanti. Begitulah, seperti jalan liliput, bergerak lambat sekali karena antrian panjang.Â
Secara bergiliran, mobil dari arah Kota Padang bergerak, kemudian mobil menuju Kota Padang juga bergantian bergerak sesuai arahan petugas.
Sudah 3 jam kami dalam antrian panjang dengan sistem buka tutup karena terjadi longsor di Jalan Sitinjau Lauik Km 24 Air Bajanjang, Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang.Â
Jalan di lokasi longsor hanya muat untuk dilewati satu mobil, makanya dibuat sistem buka tutup.
