"Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung"
Pepatah ini memang perlu diamalkan, ke mana kita pergi, di mana kita berada, kita harus menyesuaikan diri dan bisa menempatkan diri dengan baik
Tapi, mesti diingat. Jangan sok tahu apabila belum paham dengan adat maupun bahasa jika berada pada daerah yang baru kita pijak.Â
Seperti yang terjadi pada teman saya berikut ini. Teman saya, sebut saja namanya, Duri. Duri seorang pria, kalau wanita pasti namanya Mawar.
Duri berasal dari luar Kerinci termasuk yang cepat beradaptasi, kayak bunglon. Kadang seperti kutu loncat saking lincahnya.Â
Sekedar diketahui, Kerinci adalah kabupaten yang terletak di Provinsi Jambi. Bahasa Kerinci berbeda dan agak unik, berbeda dengan bahasa Jambi, Melayu maupun Minang.
Nah, teman saya ini sedikit demi sedikit mulai belajar bahasa Kerinci. Dalam bahasa Kerinci, kata yang akhirnya "u" biasanya berubah menjadi "au".
Contohnya,
Aku menjadi akau
Rindu menjadi rindau
Satu menjadi satau
Tapi perubahan ini tidaklah pasti. Â Sulit dijelaskan bahwa formulanya tidaklah selalu sama.
Nah, suatu hari saya dan Duri sarapan pagi di sebuah warung. Warung dipenuhi orang-orang sedusun, maksudnya orang Kerinci semua.