Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Uhang Pandak, Kisah Misteri Berusia 800 Tahun

1 November 2021   16:06 Diperbarui: 1 November 2021   16:44 3726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemudian pada tahun 1923 seorang zoologiest bernama Van Heerwarden yang menuliskan jika bertemu dengan makhluk yang memiliki bulu di badannya dan berwajah agak lebih tua dengan ukuran tubuh kecil. Menurutnya, mereka bukan siamang dan bukan jenis primata lainnya. Mereka dengan cepat menghindar dan ketika dilakukan penelitian lebih lanjut tidak menemukan hasil. 

Ada juga yang berpendapat bahwa uhang pandak ini merupakan sisa-sisa Homo Floresiensis yang masih bertahan hidup. Homo Floresiensis berdasarkan fosil spesies manusia kerdil yang ditemukan di Flores beberapa tahun laluyang  ciri-cirinya mirip dengan uhang pandak ini.

Debbie dengan project orang pendeknya juga tidak berhasil, walau sudah mengumpulkan data-data lokasi keberadaan uhang pandak sering ditemukan. Bahkan dengan memasang camera trap (kamera jebakan yang dipasang di hutan). Boleh dikatakan uhang pandak sangat sulit dilacak dengan kemampuan manusia, teknologi maupun secara ilmiah.

Benar atau tidak, kisah misteri uhang pandak ini seperti juga kisah misteri dibelahan dunia seperti Yeti (manusia salju) di Himalaya dan Loch Ness di Inggris Raya. Misteri uhang pandak yang gaib ini masih tetap menjadi misteri selama 800 tahun ini dimulai dari kurun saat Marco Polo tahun 1292 ke Sumatera. 

Sampai saat ini uhang pandak atau orang pendek ini tetap menjadi legenda bagi orang Kerinci.  Apakah keberadaannya ada atau tidak tetap menjadi misteri.


Sumber 1

Fatmi Sunarya, 01 November 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun