Ibu Paiman yang bernama asli Ukasih, sesuai nama beliau penuh kasih. Walaupun ada juga para pendaki yang nakal, membawa rombongan menginap lalu kabur tidak membayar penginapan. Ada juga yang menyelenggarakan event dan menginap dengan rombongan besar tidak membayar.Â
Kerugiannya cukup besar karena mereka berhari-hari menginap dan panitianya kabur. Namun, ibu Paiman mengikhlaskannya, biar gusti Allah yang balas, begitu ujar beliau.
Ibu Paiman adalah sosok wanita Jawa yang "nrimo", selalu ikhlas memberi. Â Memang, daerah Kayu Aro yang merupakan kebun teh tertua rintisan Belanda yang sudah ada sejak tahun 1925 dan pekerjanya berasal dari pulau Jawa.Â
Jadi sebagian besar penduduk berasal dari keturunan Jawa. Saya sendiri sudah menganggap ibu Paiman sebagai ibu sendiri, jika saya mengunjungi dan menginap di homestay beliau, beliau tidak pernah memungut biaya menginap, malah pulang diberi hasil kebun beliau seperti kentang, cabe, sayuran. Beliau juga sering menolak jika dibantu. Malah bantuan beliau sangat banyak.Â
Mahasiswa Pencinta Alam Siginjai Universitas Jambi (Mapala Siginjai Unja) termasuk yang sangat dekat dengan beliau. Biasanya anggota Mapala Siginjai jika melakukan ekspedisi menginap di homestay beliau.Â
Mapala Siginjai juga memberi bantuan untuk homestay Paiman dengan menyediakan peralatan mendaki gunung seperti tenda, matras, peralatan masak dan lain-lain untuk disewakan. Mapala Siginjai sangat kehilangan beliau.
Bagi yang mengenal ibu Paiman dengan baik, pasti sangat kehilangan. Ibu bagi para pendaki gunung Kerinci, yang welas kasih, baik hati, ikhlas memberi telah kembali ke pangkuan Ilahi. Maafkan kami, belum bisa membalas segala kebaikanmu. Semoga Tuhan membalas segala kebaikanmu. Aamiin YRA.
Ibu, rumahmu mungkin tak sehangat kala dirimu ada. Gunung Kerinci juga kehilangan tatapan darimu. Di mana engkau yang cemas menunggu anak-anakmu turun dari gunung. Doa dari kami semua, yang pernah menjejakkan kaki di gunung Kerinci dan merasakan kehangatan sebuah rumah bersamamu.
12 Oktober 2021, di Kaki Gunung Kerinci - Fatmi Sunarya