Tanggal berapa hari ini? Oh baru awal bulan, baru saja tanggal delapan, kok uang belanja sudah habis ya. Begitu kira-kira keluhan ibu-ibu. Pengelolaan keuangan keluarga, ibu-ibu memang lebih banyak berperan. Otak seorang ibu penuh dengan pernak pernik kehidupan. Mulai dari belanja dapur, biaya listrik, air, biaya pendidikan anak dan beraneka macam kebutuhan yang kadang tidak terduga.Â
Kadang-kadang ibu-ibu juga lost control, sering mengikuti keinginan dari pada kebutuhan. Sering terbujuk rayu dengan penawaran belanja diskon atau belanja murah lainnya.
Nah, beruntunglah saya tidak gampang tergoda dengan belanja diluar kebutuhan. Saya juga tidak mengikuti tren. Dari dulu saya menyukai hidup yang sederhana.Â
Penghasilan saya per bulan bukan per hari, jadi mesti berhemat supaya cukup kebutuhan satu bulan. Biasanya saya punya rincian pengeluaran tetap. Jadi sudah tahu berapa pengeluaran per bulan. Jangan sampai besar pasak daripada tiang.
Setelah tahu pengeluaran tetap per bulan berapa, hingga bisa ditakar berapa sisa yang bisa disimpan untuk hal-hal darurat atau mendadak.
Saya tidak suka shopping kayak ibu-ibu selebrita, jikapun ingin belanja baju paling saya beli kemeja saja, tidak tertarik dengan baju bling-bling mahal. Kecuali sepatu, karena saya agak lasak jadi butuh sepatu yang kuat biar mahal sedikit yang penting tahan lama.Â
Intinya, jika punya penghasilan perbulan tentu saja pemasukan cuma sekali sebulan. Jadi berhemat dan prioritaskan kebutuhan pokok. Keinginan-keinginan rem dulu, apalagi pada masa pandemi ini. Banyak hal yang diluar dugaan yang harus dipersiapkan.Â
Berdasarkan pengalaman pribadi, berapapun penghasilan per bulan, harus dicukupkan untuk sebulan dan sisakan untuk tabungan. Jadi kita tidak perlu berhutang, gali lobang tutup lobang. Jangan biasakan berhutang jika tidak mampu bayar.
Jangan lupa bersyukur, berapa pun rezeki di tangan, jangan lupa berbagi pada orang yang membutuhkan. Sedikit berbagi, banyak rezeki yang akan menghampiri. Yang penting ikhlas.Â
Boleh dikatakan tak ada tanggal tua jika kita bijak mengelola keuangan. Prioritaskan kebutuhan yang pokok, menganut pola hidup sederhana, berhemat dan menabung, jika kita lakukan hal ini maka keuangan akan aman.
Satu hal lagi, jangan hanya karena ingin menyenangkan orang lain tapi malah menyusahkan diri sendiri. Jadi berhentilah, mengikuti pola hidup orang lain yang belum tentu sesuai dengan keuangan kita.Â
Saya ingat, saya pernah dikatai gaya gembel hanya gara-gara suka bersandal jepit. Orang yang mengatai saya saat ini sedang dililit hutang rentenir gara-gara hidupnya yang royal dan boros.Â
So, pilih hidup sederhana tanpa hutang atau hidup mewah tapi dikejar utang?Â
FS, Oktober 2021