Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pelaut Melaut di Laut yang Terenggut

22 September 2021   10:51 Diperbarui: 22 September 2021   14:14 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: piqsels.com

Nenek moyangku seorang pelaut
Gemar mengarungi luas samudera
Menerjang ombak tiada takut
Menempuh badai sudah biasa

Suara lantang anak-anak bernyanyi sambil berlarian di pantai. Mereka memunguti botol-botol plastik yang dihempas ombak berderai. Samudera jernih membiru, apakah di dalam laut juga bersih indah mengurai? Terumbu karang yang terbingkai telah rusak terberai. 

Penyamun laut mencari jalan mudah menangkap ikan. Meledakkan bom ikan. Tak hanya ikan yang mati, telur dan larva ikan juga ikut dalam kematian. Jangan lagi engkau bertanya, di mana ikan-ikan? Terumbu karang rusak, ekosistem laut tak lagi dalam keseimbangan.

Limbah kimia meracuni, laut menjadi tempat pembuangan.  Segala limbah mengalir deras, penghuni laut bergelimpangan. Sampah-sampah plastik disumbat ke lautan. Laut kini berwarna, berwarna warni karena  pencemaran.

Tujuh puluh lima persen wilayah Indonesia bernama laut, akan jadi apa jika tak dicegah pencemaran dan perusakan. Pelaut akan kehilangan tangkapan. Hilang mata pencaharian. Laut luas terhempas dalam ketidakberdayaan.

Pelaut, tidak takut menerjang ombak tapi ombak nelayan asing deras menerjang. Illegal fishing, mencuri hasil laut kita. Pelaut, menempuh badai biasa namun di laut milik sendiri terpenjara.

Mari melaut, pelaut tangguh pergi melaut. Berharap tangkapan di laut yang mulai lenggang. Bercermin di luas samudera, biru di permukaan kelam di kedalaman.

FS, 22 September 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun