Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Monolog Rindu

8 September 2021   10:45 Diperbarui: 8 September 2021   12:18 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://www.piqsels.com/id/public-domain-photo-jscoi

Rindu lekat mengikat tak mau pergi dari jiwa. Membuat terkapar tanpa kuasa tak berdaya. Pernah kucoba membunuhnya sekuat tenaga. Agar belenggunya tak menguasai menjadi bayang merupa. Wahai rindu, pergilah bertamasya sebentar saja ke lain jiwa. Rindu mengejek, menggoda. Enggan berlalu jua.

Pasrah akan rindu menggeluti jiwa pun raga. Menikmati rasa mengulur tali segala warna. Kadang biru, merah lalu menjadi jingga. Rindu menyatu padu, tanpanya hambar terasa. Bergandengan, beriringan dalam linimasa. Tiba-tiba aku takut dirimu pergi, mati tak bernyawa.

Wahai rindu, sahabat merindu. Cukup dirimu menjadi obat menyelimuti hati berbeludru. Engkau akan kubawa dalam kelana walau tanpa tuju. Kesendirian ini tak sempurna jika aku tak bersisian tanpamu

FS, September 2021
Puisi ini pernah tayang di sebuah blog

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun