Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Monolog Benci

7 September 2021   14:51 Diperbarui: 7 September 2021   14:53 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://www.piqsels.com/

Rasanya aku ingin membenci rasa benci. Membuat gaduh suasana hati yang harusnya kunikmati dengan nada riang dari hari ke hari. Dia datang dalam kelam. Menghasut agar aku membenci. Mencabik-cabik gumpalan besar rindu tersimpan.

Enyah, enyahlah benci. Suara terdengar kencang bergaung. Rasa benci berkelit seraya membisiki. Dia tak peduli padamu lagi, dia tak peduli padamu lagi. Berkali-kali.

Bisikan itu memekakkan telinga. Apa aku harus menulikan telinga? Aku mengharap kau menemuiku, sekali saja. Membunuh benih-benih benci yang merayap ingin membelenggu diri.

Syuah...syuah...pada angin aku berbincang. Pergilah, pergilah rasa benci. Jauh...jauh jangan mendekap diri. Tinggalkan aku sendiri dalam rasa damai menyayang.

FS, 07 September 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun