Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hati-hati Berkendara di Jalan Raya yang Sepi

16 Juni 2021   09:04 Diperbarui: 16 Juni 2021   09:33 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi piqsels.com

Dua bulan yang lalu, rekan kerja perempuan yang sekantor dengan saya mengalami musibah dicopet. Pencopet berhasil mengambil dompet dan handphone. Uang di dalam dompet hanya lima ratus ribu rupiah tapi KTP, beberapa kartu ATM, dan banyak dokumen penting ikut raib bersama dompet. 

Handphone yang ikut diambil juga menyimpan data yang penting, seperti nomor kontak, akun media sosial, dan data yang berhubungan dengan pekerjaan.

Kejadian terjadi pada hari Sabtu, biasanya jalan raya agak sepi karena hari libur kerja. Siang itu teman saya berkenderaan motor dengan membonceng putrinya yang masih berumur lima tahun. Tujuannya berbelanja ke mini market yang jaraknya tidak jauh dari rumah. 

Karena jarak yang tidak terlalu jauh itulah dompet hanya disimpan pada saku depan motor. Semula anaknya memegang handphone, karena motor mulai jalan hingga handphone tersebut disimpan  pada saku depan motor juga.

Di pertengahan jalan, ada empat orang dengan dua motor mengikuti dari belakang, satu motor tetap mengikuti dari belakang dan satu motor lagi dengan cepat mepet meraih dompet dan handphone.

Teman saya hanya pasrah dicopet. Kenapa? Karena jalan raya sangat sepi, kalau berteriak tidak ada juga yang akan menolong. Jumlah pencopet empat orang juga menjadi pertimbangan untuk tidak melakukan perlawanan. Teman saya seorang perempuan, sangat mengkuatirkan keselamatan putrinya yang berumur lima tahun. Teman saya dengan cepat memacu motor karena takut motor juga dirampas.

Kerugian yang dialami tentu saja uang dan handphone yang hilang dan yang lebih repot adalah pengurusan ulang pembuatan KTP, kartu ATM dan lain-lain. Kejadian sudah dilaporkan ke pihak yang berwajib. Sudah ditelusuri dengan CCTV beberapa toko disepanjang jalan tersebut. Namun barang bukti tidak ada katanya. Kalau sudah "kehilangan" susah untuk kembali lagi. Membuat prihatin juga adalah trauma yang dialami putri teman saya tersebut. Beberapa minggu dia tidak berani pegang handphone. Mungkin dia merasa ikut bersalah dengan raibnya handphone tersebut.

Menjadi pelajaran bagi kita apalagi perempuan. Jangan melewati jalan yang sepi, jika ingin berbelanja cukup membawa uang sekadarnya. Dompet yang komplit dengan dokumen penting sebaiknya amankan di rumah saja. Jangan teledor menaruh dompet ataupun handphone. Kadang karena buru-buru diselipkan di saku depan motor saja, kadang di jok motor. Ada juga kejadian motor dicuri beserta dompet yang di jok motor. 

Satu hal lagi, jangan menarik perhatian pencopet dengan keteledoran kita menaruh barang yang bisa dilihat pencopet. Contohnya kejadian di atas, dompet mungkin terlihat oleh pencopet hingga dengan mudah diambil paksa. Memakai perhiasan emas juga dihindari. 

Penulis sendiri, selalu memilah barang-barang ataupun jumlah uang sesuai tujuan. Misalkan ke pasar berbelanja keperluan dapur, hanya membawa uang secukupnya. Kalau ke kantor, dompet hanya berisi KTP, fotocopy NPWP, Kartu BPJS, kartu ATM dan sedikit uang. Dokumen penting tidak dibawa ke mana pun pergi. Kalau traveling, isi dompet malah lebih sederhana lagi, fotocopy KTP dan uang untuk keperluan traveling. Karena penulis hobby wisata alam, percuma juga bawa kartu ATM ke hutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun