Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jendela dan Pohon Tua

5 April 2021   22:59 Diperbarui: 5 April 2021   23:05 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi piqsels.com

Jendela usang hampir runtuh
Digerogoti rayap, lapuk dan rapuh
Disampingnya, pohon tua menemani
Saling tatap, teman berbincang hari ke hari

Siapa diantara kita yang pertama ambruk?
Jendela berkata, Aku hanya menunggu angin mengamuk
Jatuh, bersatu dengan tanah
Aku pun begitu, ujar pohon tua. Menunggu angin hingga rebah

Marilah kita berdoa agar angin tak tiba
Semesta sungguh tenang menidurkan mereka
Hingga seorang manusia datang
Merobohkan rumah tua, pohon tua pun ditebang

Kematian terenggut paksa
Tanpa diduga, tanpa dinyana
Jendela dan pohon tua menutup kisah
Terkubur bersama, enyah sudah

FS, April 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun