Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Saya dan Lingkungan Kerja Bersama Tenaga Asing

20 Januari 2021   09:15 Diperbarui: 20 Januari 2021   09:52 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Pak Russel Beth/dokpri

Dulunya, saya bekerja di sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mempunyai jaringan kerja di seluruh dunia, tentu saja banyak bergaul dengan orang asing. Orang asing yang bekerja di Indonesia atau ekspatriat ini, ada yang menjadi konsultan dengan masa kerja yang sudah ditentukan.

Ada juga orang asing yang melakukan penelitian di Indonesia. Salah satu yang akrab dengan saya adalah Annelieke Ritjema, yang melakukan penelitian dari Utrecht University, Belanda. Saya memanggilnya tante Lieke. Dia bertanya, kenapa dipanggil tante? Ya, karena tante badannya lebih besar dari saya. Ngga ada hubungan pastinya. Tante Lieke sangat baik pada saya dan teman-teman. Suka bawa oleh-oleh dari Belanda, seperti cokelat yang enak banget. Ketika saya kena malaria, tante Lieke membawakan sop kesukaan saya. Duh terharu.

Foto bersama Annelieke Ritjema/dokpri
Foto bersama Annelieke Ritjema/dokpri
Ada beberapa sifat orang asing yang saya tangkap, mereka tidak suka diusik soal hal-hal yang pribadi. Jangan ditanyakan, umur berapa, suaminya siapa, anak siapa dia, bapaknya punya sawah, kebun berapa hektar eh itu di Indonesia ya. Jangan nanyain hal-hal yang pribadi pokoknya. Kita cukup menunggu jika mereka mau cerita.

Mereka juga disiplin dalam soal kerja, waktu dan uang. Janjinya jam 09.00 wib, maka harus on time. Salah satu boss saya, orang Amerika Raleigh Blouch, pernah menjemput, menunggui dan mengantar pulang. Karena pada saat itu staf banyak yang cuti liburan akhir tahun. Hanya saya yang stay dan bisa diminta bantuan untuk membuat peta sebagai lampiran laporan. Ucapan terima kasih darinya terasa sangat tulus karena menghargai saya bekerja dan datang on time. Kalau orang Indonesia yang mengucapkan terima kasih terkesan basa basi saja.

Namun tidak dapat dipungkiri ekspatriat di Indonesia kadang salarynya lebih besar dari tenaga profesional asli Indonesia. Entah darimana hitung-hitungannya sampai beda begitu. Padahal tenaga ahli kita tidak kalah dari mereka.

Jadi, saya selama bergaul dengan orang luar negri yang kita sebut bule, saya menilai mereka sangat respect kalau kita juga respect pada mereka. Selalu harus tepat waktu, tepat janji, dan mereka sedikit pelit dengan uang. Kalaupun mereka memberi hadiah lebih berupa barang. Jika kita ulang tahun, bejibun deh kata-kata indah yang mereka berikan. Ya bule menurut saya sangat romantis. Andres Cano yang berasal dari Spanyol, seorang trainer saya dibidang peta, sampai saat ini masih rajin mengucapkan "happy birthday" buat saya.

Foto bersama Andres Cano/dokpri
Foto bersama Andres Cano/dokpri

Memang manusia tak ada bedanya, perbedaannya hanya pada sikap, karakter pada masing-masing manusia. Bukan berarti orang Indonesia tidak bisa seperti orang bule, ini hanya tergantung kebiasaan. Mungkin ucapan selamat ulang tahun tidak begitu penting bagi sebagian kita. Lebih penting, hari ini makan apa?

FS, 20 Januari 2021
#isolasimandiri
#day2

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun