Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Masjid Tua, Tinggal Nama

27 September 2020   09:14 Diperbarui: 27 September 2020   09:24 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Fatmi Sunarya/dokpri

Puisi ini wujud keprihatinan, kesedihan saya akan hilangnya sebuah Masjid Tua di Lempur Tengah, karena tidak masuk dalam Cagar Budaya dibiarkan hancur begitu saja

Hanya tinggal sebuah tiang
Tempat untuk menopang
Masjid tua menunggu berpulang
Tak lagi berdinding, kosong dalam pandang

Oh, riwayatku akan berakhir di ujung kematian
Tak ada lagi berkumandang suara azan
Tak kudengar doa-doa dipanjatkan
Sajadah-sajadah tak lagi dikembangkan
Tak kusaksikan sujud mencium penuh keikhlasan
Tak ada takbir di malam-malam kemenangan
Orang-orang pergi meninggalkanku sendirian

Walau akan tinggal nama dalam sejarah
Bahwa pernah berdiri sebuah masjid megah
Beratus tahun yang lalu yang diurai dalam alkisah
Kenanglah aku, kenanglah......walau telah rata dengan tanah

Fatmi Sunarya, 27 September 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun