Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semakin Dewasa dalam Bermedia Sosial

25 Mei 2020   14:40 Diperbarui: 25 Mei 2020   14:39 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi fimela.com

Saya termasuk yang selalu mengikuti kemajuan media sosial. Media sosial yang saya gunakan diantaranya Facebook, Twitter, Instagram, Linkedin, Youtube, Whatsapp dan lain lain. Dulu lebih banyak lagi, tapi akunnya tidak aktif atau lupa password.

Ketika saya berpisah dengan rekan-rekan kerja dulunya, kami saling bertukar alamat email. Kami berkomunikasi dengan email. Karena pada saat itu telepon selular belum ada. Kemudian setelah ada telepon selular, saya dan rekan-rekan berkomunikasi saling telepon dan berkirim pesan singkat atau sms (short message service). Hingga tahun 2008 saya dikirimi email oleh seorang sahabat, ajakan untuk menggunakan facebook.

Facebook sangat penting bagi kehidupan media sosial saya. Karena semua teman sekolah, rekan kerja, kerabat semua tumpah ruah di Facebook.  Walaupun begitu, sampai hari ini saya hanya punya teman Facebook 911 orang. 

Tidak sampai ribuan. Karena saya orangnya agak aneh. Kalau tidak kenal, saya tidak menerima permintaan pertemanan dan saya akan meminta pertemanan jika saya ingin berteman. Tergantung suasana hati kayaknya.

Sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang, sudah 12 tahun saya menggunakan facebook. Dari curhat tak penting, foto-foto alay pada zamannya, semua bertebaran di linimasa facebook. Jadi kalau ada teman yang stalking, mohon dimaklumi. Bahwa saya pernah alay/lebay pada suatu masa. Tapi...saya tidak malu. Itulah diri saya pada suatu masa. 

Seorang teman memberi nasehat untuk menghapus postingan-postingan lama yang tidak penting itu. Sayangnya saya belum sempat. Kenapa? Malas scroll. Begitu juga dengan postingan teman-teman di facebook. Sering lupa menyukai atau komentar. Karena itu tadi, malas scroll postingan lama.

Seiring waktu, mungkin jenuh saya mulai mengurangi berselancar di media sosial. Di Twitter saya hampir tidak posting paling hanya melihat trending topic. Instagram hanya saya gunakan untuk membagikan foto yang menarik. Facebook juga semakin jarang dilihat. Yang aktif tiap waktu adalah Whatsapp. Karena berhubungan dengan kantor/pekerjaan, berkomunikasi dengan sahabat, saudara.

Semakin "berumur" dalam bermedia sosial, semakin  menyaring mana yang penting untuk diposting, di share dan mana yang tidak penting. Tidak terlalu banyak berkomentar dipostingan orang lain. Mungkin menurut kita bercanda, tapi orang lain malah menganggap menghina. Miscommunication atau misunderstanding sering terjadi, salah mengerti atau salah penyampaian bisa malah membuat pertemanan jadi bubar. Dari kantor juga sudah diwanti-wanti, untuk tidak menyukai atau berkomentar di akun yang berbau politik, calon Kepala Daerah dan pendukungnya. Karena kami sebagai penyelenggara kepemiluan dituntut harus netral.

Harus diingat juga, apabila kita menerima berita yang belum jelas kebenarannya jangan dishare dulu. Kalau tidak penting  jangan share. Karena dalam bermedia sosial juga diberlakukan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Jika bermuatan SARA, penghinaan/pencemaran nama baik, penyebaran berita bohong/hoax dan sebagainya kita bisa dituntut.

Saat ini saya mengambil sikap pasif dalam bermedia sosial. Ada sedikit kekecewaan yang saya alami ketika bermedia sosial. Bermedia sosial menurut saya adalah hak pribadi dan mesti dipisahkan dengan hubungan pekerjaan dan lain sebagainya. Jika dicampur aduk, tidak jelas mana privacy dan mana profesionalitas pekerjaan. Dan masih banyak lagi kekecewaan yang tidak mungkin saya ungkap. Kita posting apa eh tanggapannya berbeda. Mungkin untuk saat ini saya menyimak sekali-kali. Saya hanya share link/tautan tulisan- tulisan saya di Kompasiana, share tentang konservasi dan mengurangi foto selfie.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun