Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bangsa Pemulung

21 Februari 2020   18:30 Diperbarui: 21 Februari 2020   18:50 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi banten.co

Bila musim hujan tiba
Tolong jangan lebat dan deras, kami semua berdoa
Atap rumah bukan sekedar tiris tapi menganga
Selebar mulut goa  

Apakah ini layak disebut rumah?
Tanpa pintu, jendela berlantai tanah
Kami semua tidur diatas bale bale bambu hampir patah
Kami mendiami entah siapa pemilik tanah

Tak ada bantuan beras raskin
Karena mungkin kami dari planet lain
Kartu pengobatan gratis tak punya
Karena kami tak terdata

Sebagai sulung dari sepuluh bersaudara
Pada Bapak, aku bertanya
Pak, kita ini berasal dari mana?
Kenapa tidak ada yang membantu kita
Apa kita tak punya saudara yang kaya?

Bapak terdiam juga bingung
Karena Bapak terlahir di gerobak pemulung
Tak tahu entah siapa orangtua kandung
Hanya bisa bekerja sebagai pemulung

Lalu Bapak menjawab terbata, kita adalah bangsa pemulung

@fatmisunarya, 21 Februari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun