Mohon tunggu...
Fata Azmi
Fata Azmi Mohon Tunggu... Guru - Belajar, Berlilmu, Bermanfaat

Guru Sekolah Dasar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Panca Jiwa Pondok

5 Maret 2021   11:31 Diperbarui: 5 Maret 2021   11:37 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apa itu panca jiwa pondok ? Bagi sebagian orang mungkin agak asing mendengarnya namun bagi lulusan pondok pesantren jawaban atas pertanyaan tersebut tentu masih terngiang dalam ingatan, tulisan panca jiwa pondok yang terletak pada posisi strategis pondok pesantren pastinya bukan hanya hiasan dinding melainkan memiliki arti yang sangat dalam untuk para santri dan lulusan pondok pesantren. Panca jiwa pondok juga sangat relevan untuk kehidupan kita sebagai manusia karena mengajarkan prinsip, landasan hidup dan kesiapan manusia untuk berbekal diri menuju tuhannya.

Panca jiwa pondok yang di dalamnya terdiri dari keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah islamiyah dan kebebasan menjadi dasar cara berpikir dan  berprilaku dalam kehidupan pondok pesantren. Panca jiwa pondok hadir mengisi ruang dan waktu para santri guna meniti jalan panjang menuju mardhotillah, tidaklah mudah dalam implementasinya namun setiap diri harus berusaha untuk menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam hidupnya sebab manusia yang ditakdirkan hidup harus siap dengan hidupnya dan apa yang terjadi setelah hidupnya, seperti petuah yang sering disampaikan oleh Kiai pondok pesantren "Berani Hidup Tak Taku Mati, Takut Mati Jangan Hidup, Takut Hidup Mati Saja", Petuah yang melecut semangat hidup agar tidak berbuah kesia-siaan.

Kini mari kita bahas secara singkat nilai nilai yang terkandung dalam panca jiwa pondok

Pertama, Keikhlasan. Menjunjung tinggi keikhlasan merupakan kunci manusia dalam menjalani proses hidupnya dalam segala hal, baik dalam ibadah maupun muamalah, pelajaran yang sering diajarkan dalam pondok pesantren adalah ikhlas untuk dipimpin dan memimpin, para santri dilatih untuk taat patuh pada sistem pondok pesantren karena itu mereka siap untuk diarahkan berdasarkan ajaran Islam yang menghantarkan mereka kepada insan kamil dan pada waktunya para santri harus ikhlas untuk mendedikasikan dirinya untuk memimpin, yaitu ketika mereka menjadi pengurus, yang mana tadinya mereka diarahkan lalu berganti mengarahkan adik-adik kelasnya untuk disiplin mematuhi sistem pondok pesantren. Nilai penting yang dapat diambil adalah ketika manusia ikhlas untuk diarahkan dan siap untuk mengarahkan pada kebaikan maka sesungguhnya kita sudah menjalankan fungsi manusia yaitu menjadi abdullah dan khalifatullah.

Kedua, Kesederhanaan. Kesederhaan bukan berarti mengamini penindasan, seolah tidak butuh apa-apa dan tidak punya apa-apa, tetapi kesederhanaan ini adalah kewajaran, kesesuian manusia pada fitrahnya. Dalam kesederhanaan kita dilatih untuk mampu untuk selalu bersyukur atas apa yang kita peroleh sehingga apapun yang telah, sedang dan akan kita lalui harus disikapi dengan bijak dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah tuhan semesta Alam.

Ketiga, Berdikari. Berdiri di atas kaki sendiri adalah kesanggupan untuk hidup mandiri, kita hanya bergantung kepada Allah tidak kepada selainnya,  gemblengan yang diterima dalam hidup dijadikan fase peningkatan kualitas diri guna menjadi manusi lebih baik lagi dengan diiringi semangat tanggung jawab yang selalu diemban atas segala keputusan yang telah diambil maka dengan itu pembinaan diri semakin matang dan siap pentas dalam gelanggang kehidupan.

Keempat, Ukhuwah Islamiyah. Tidak ada bingkai yang paling indah selain kita bersatu dalam bingkai ukhuwah Islamiyah, kita berlajar untuk bersama walau dalam keberagaman, kita dilatih kejujuran karena sesama saudara tidaklah pantas saling mendustakan, kita selalu belajar keikhlasan agar terwujud hubungan yang hamonis, kita dibina untuksaling mengingatkan dan menguatkan dalam kebaikan dan kesabaran. Bingkai ini adalah perekat kehidupan agar tecapainya kebahagiaan tidak hanya di dunia tetapi kebahagiaan di akhirat.

Kelima, Kebebasan. Kebebasan disini dimaknai sebagi bebas yang tahu akan batas dan bertanggung jawab. Kebebasan bukan diartikan sekehendaknya tetapi ada landasan kesadaran dalam memilih dan melakukannya. Bebas untuk memilih jalan hidup, berkreasi dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki dalam rangka menyambut panggilan Tuhan untuk mendhohirkan islam di bumi Allah ini, menjadi pejuang dan agen penggerak dalam mendkwahkan Islam sebagai rahmatan lil alamin.

Semoga tulisan ini memberi manfaat dan pelipur rindu akan pondok yang telah mengajarkan banyak hal.

Wallahu a'lam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun