Mohon tunggu...
Fata Azmi
Fata Azmi Mohon Tunggu... Guru - Belajar, Berlilmu, Bermanfaat

Guru Sekolah Dasar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melawan Kesia-siaan

27 Oktober 2020   12:23 Diperbarui: 27 Oktober 2020   12:29 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Jika selalu berada dalam kenyamanan maka hiruk pikuk kehidupan sedikitpun takkan dihiraukan namun jika sedikit saja kita mau mengintip keluar sudah banyak yang harus dilakukan, Bergeraklah."

Hari berganti, zaman berubah dan manusia dituntut menyesuaikan diri dengan segala problematika dan dinamikanya. Mereka yang hari ini berada diatas suatu waktu mungkin akan tersungkur kebawah begitupun sebalikanya yang kini melata termarjinalkan suatu waktu bisa berdiri melawan hari meraih asa mewujudkan mimpi yang sebelumnya dikaburkan.

Petualangan panjang kehidupan akan selalu diisi oleh manusia-manusia yang siap menerjang zaman dan lihai memaikan peran dalam dialektika kehidupan, mereka yang tepanggil adalah mereka yang terpilih dan telatih dalam memberangus kebimbangan serta keraguan dalam menentukan pilihan sehingga tepat memilih arah walaupun berada di persimpangan jalan.

Untuk melatih daya fikir dan rasa maka menjadi sebuah keniscayaan harus ada kesadaran untuk mengampunya, saat inilah manusia yang berlabel pemuda diuji nyalinya untuk siap mengambil peran atau tergantikan oleh generasi selanjutnya. Pemuda adalah suatu generasi dari suatu bangsa dan ummat yang karena tingkat usia, fungsi, dan sifat khasnya dijadikan sebagai angkatan penerus kehidupan dan cita-cita perjuangan. Mereka adalah embrio masa depan, runtuh dan majunya peradaban digantungkan pada mereka, hakikatnya mereka hadir untuk melawan kesia-siaan.

Kehadiran pembaharuan dan pencerahan harus lahir dari gagasan otentik kaum muda, tidak hanya menerima yang ada mereka harus membuat alternatif jalur jika dirasa kondisi saat ini penuh kemandekan, Dengan kata lain jika kesenjangan antara harapan dan kenyataan semakin menyeruak maka aksi nyata berlandaskan konsepsi matang dan ilmiah perlu digarap untuk memutus jurang pemisah antara harapan dan kenyataan.

Apa yang harus dilakukan

Pertanyaan klasik yang harus dijawab dan buktikan.  Pertama, Kumpulkan kembali puing-puing kesadaran yang tercecer dari diri kita, sadar tidak sekedar ingat namum kesempurnaan dalam ingatan bahwan setiap dari kita dilahirkan bukan hanya untuk menikmati dan menerima saja, siap memberi dan berkontibusi adalah pijakan awal untuk melawan kesia-siaan hidup karena dari situlah kita akan lebih mengerti realitas yang ada. Godaan dipastikan akan datang silih berganti, umpatan dari kanan kiri akan hilir mudik menghiasi, kuatkan diri bahwa setiap yang pantas untuk diperjuangkan harus diusahakan hingga munculnya keyakinan dan kebulatan tekad.

Kedua, untuk menguatkan kesadaran butuh ilmu, ilmu tidak hanya hadir di bangku sekolah, setiap hal dalam hidup ini harus dijadikan pelajaran mahal untuk keberlangsungan hdiup di masa yang akan datang, ilmu tidak langsung hadir begitu saja kita dituntut untuk mencari dan memahaminya, baik dengan membaca, hadir pada ruang diskursus, berdialog dengan para tokoh, intelektual dan Ulama, sehingga wadah yang kita miliki menjadi besar dan tidak mudah tersulut jika terjadi sebuah perbedaan karena semakin luas ilmu seseorang semakin paham bahwa perbedaan adalah sebuah keniscayaan bukan benih dari perpecahan.

Ketiga, implementasi dari ilmu adalah amal atau aksi nyata, segudang ilmumu jika kau tak amalkan seperti menabur garam ke lautan, tak berguna. Amal yang terukur dan terorganisir dengan baik akan mencetuskan sebuah perubahan baik kecil maupun besar dalam hidup ini, mereka yang meyakini bahwa hidup bukanlah sebuah kesia-siaan maka akan terlecut semangatnya untuk senantiasa berkarya, beraksi dan bergerak menuju perubahan yang lebih baik, dan perubahan akan terwujud jika hadir kebulatan tekad dilandasi ilmu dan disertai amal.

 

Setidaknya ini akan memberikan sedikit tambahan khazanah kelilmuan untuk kita semua terutama kaum muda, sehingga tidak ada penyesalan bagi para pemuda dihari kemudian terlebih lagi ketika telah menjadi orang tua dan ditanya oleh anak kita " Ayah/Ibu dulu waktu muda pernah bebuat apa saja?" jawabannya akan terdengar menarik dan inspiratif bagi mereka yang melawan kesia-siaan dalam hidupnya terutama masa mudanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun