Mohon tunggu...
Farli Lilawaldi
Farli Lilawaldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hobbyist Digital Writer

Students

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berkah di Balik Pasar Pagi Buta

20 April 2021   03:37 Diperbarui: 20 April 2021   03:51 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pasar. Sumber: pixabay.com

Satu malam yang mengubah cara pandang saya terhadap waktu dan zaman.

Pada pagi dini hari, saat itu saya diminta pergi ke pasar lokal untuk membeli bahan-bahan makanan untuk acara keluarga minggu depan, dan hanya dari mengunjungi pasar, saya tidak menyangka ternyata ada dua hal yang saya dapat dan pelajari dari pagi buta ini.

Saat itu saya berangkat masih terbilang awal, sekitar jam satu dini hari, jadi hanya ada beberapa warung saja yang baru buka, karena sepi dan warung yang mau saya kunjungi masih tutup, akhirnya malah jadi keliling sekitar pasar dan stasiun. Pasar ini memang masih satu lingkup dengan stasiun, jadi bisa dibilang wilayahnya cukup besar.

Dari keliling ini mulailah saya menyadari betapa damai dan sejuknya suasana pasar, yang tadinya semrawut pada siang hari, tapi ini saya alami kebalikannya pada pagi buta.

Jalanan seakan jadi luas sekali, jalan yang selalu ramai pada siang hari, angkot yang ngetem di setiap sudut jalan, pengamen, pedagang, dan keunikan lainnya yang ada di sekitar pasar dan stasiun.  Juga ruko ruko yang tadinya saya hiraukan pada siang hari, seketika jadi tempat clingak clinguk seakan orang yang tak pernah lewat ke tempat itu sebelumnya.

Nah, karena udah terlanjur nge-feel dan kebawa suasana, saya memutuskan untuk melihat tempat tempat yang menjadi saksi sejarah saya pada masa SMP dulu, masa dimana masih pulang pergi ke sekolah naik angkot, dengan tujuan belakang stasiun.

Ketika sampai disana ternyata sudah banyak yang berubah, beberapa bangunan ada yang bertahan dan tidak. Satu hal yang saya rasakan disitu adalah saya merasa sedang melintasi ruang dan waktu. Tempat tempat yang dulu saya sering lewati bersama teman sekolah seakan tergambar dipikiran saya saat itu, mulai dari tidak bayar angkot, jajan, digodain transpuan, nemuin bacan, dsb.

Ahh..

Ternyata waktu tanpa disadari begitu cepat berlalu...

Belum selesai disitu, saya yang hampir lupa dengan tujuan utama ke pasar akhirnya kembali lagi ke pasar, orang sudah banyak yang berdatangan dan mau berbelanja , warung pun sudah mulai banyak yang mulai buka. Kemudian saya menepi ke pinggir jalan dan mencari tempat untuk memarkirkan motor, lalu masuk ke dalam pasar.

Jujur saja saya tidak terbiasa dengan suasana di pasar, dikarenakan bau yang kurang sedap dan darah sapi dimana-mana, tapi karna sudah diminta oleh keluarga besar untuk beli bahan dan bumbu, jadi ya mau bagaimana lagi.

Tapi karena gengsi yang mulai muncul juga yang akhirnya membuat saya bertahan lumayan lama di dalam, dalam benak hati mengatakan "emangnya gua masih bocah SD, baru masuk bentar langsung mual" haha...

Dan hal lainnya yang saya pelajari dari kejadian selama di pasar ini, yaitu, dibalik semua orang yang saya pikir sedang tidur nyenyak di pagi buta ternyata disaat itu pula banyak yang baru mulai bekerja. Waktu seakan terbalik bagi mereka, saya yang tadinya merasa ngantuk justru dibuat terbangun lagi melihat dan merasakan semangat dari pekerja pekerja pasar ini.

Dari mulai mengikat-ikat bumbu dapur, menggotong kiloan, bahkan menguliti daging seakan bukan masalah untuk mereka, dan tidak lupa diiringi lagu dangdut yang berasal dari speaker jadul hahaha..

Yang jelas saya sangat respect untuk pekerja malam dari bidang manapun karena mereka berjuang untuk hidup dibalik bayang-bayang orang yang beraktivitas siang hari, yang mungkin saja beberapa orang tidak lagi menyadari atau bahkan tidak peduli. Bodo amat dah gua mau dianggap lebay atau semacamnya, yang penting pesannya tersampaikan.

Hanya dari pergi ke pasar saat pagi buta, saya tak menyangka bisa mendapat pelajaran yang mungkin orang lain pun tidak menyadarinya. Begitulah, dan sekian terima kasih...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun