Sepanjang perjalanan KA Siliwangi dari Cianjur hingga ke Sukabumi, pemandangan indah tidak pernah ada habisnya menampakkan keindahannya. Apalagi sepanjang jalur Cianjur ke Lampegan, hamparan sawah dan barisan bebukitan sangat indah dipandang.Â
Saya merasa jalur ini benar-benar pas jika dijadikan jalur wisata dengan kereta api. Namun saya tetap menunggu jalur Cianjur - Bandung untuk diaktifkan karena semua perjalanan tersebut dari awal sampai akhir akan selalu memanjakan mata.Â
Tidak hanya itu, ketika berhenti di Stasiun Cireungas saya berpikir kalau stasiun tersebut terletak di tengah keasrian Tanah Sunda dengan mengalirnya sungai, hamparan sawah, dan bebukitan.Â
Petak paling menarik dengan pemandangannya yang indah. Saya hanya mengetahui nama daerahnya yaitu Sindangresmi karena memang berdekatan dengan stasiun Sindangresmi, namun sekarang itu hanya sebuah halte dan sekarang kondisinya sudah rusak.Â
Jalur ini memang banyak stasiun dan halte yang saya pikir sudah tidak bisa dipakai lagi, jadi KA Siliwangi pun hanya berhenti di stasiun yang sudah ditentukan.Â
Mungkin kalau dulu tahun 90an KA Lokal Cianjur atau Argo Peuyeum bisa berhenti di stasiun tersebut. Suatu saat mengabadikan foto kereta api di petak ini pasti akan sangat indah sekali.
Ini dia terowongan kereta api tertua yang aktif sampai saat ini. Terowongan Lampegan, saya tidak tau secara detail tentang Lampegan. Tapi asal katanya dari "Lamp a gaan" yang artinya nyalakan lampu. Ketika orang Belanda dulu bilang untuk menyalakan lampu sebelum memasuki terowongan ini sebelum seisi kereta menjadi gelap. Selain itu masyarakat sekitar sulit mengatakan Lamp a gaan maka dari itu akhirnya mereka menyebutnya dengan Lampegan.
Perjalanan ditempuh kurang lebih 1 jam dari Cianjur ke Sukabumi maupun sebaliknya. Dengan pemandangan seperti itu pun perjalanan akan semakin seru karena keindahan jalur kereta ini benar-benar akan membuatmu seperti naik kereta api wisata. Berharap nanti kalau jalur Bandung - Cianjur sudah kembali aktif akan ada kereta wisata sepanjang jalur ini.